Jakarta, CNN Indonesia --
Kasus Covid-19 baru yang disebabkan subvarian Omicron, XBB, terdeteksi di sejumlah negara. Mulai dari Singapura, India, hingga Austria.
XBB juga dikenal sebagai BA.2.10 atau bisa disebut BJ.1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subvarian XBB pertama kali terdeteksi di India pada Agustus lalu. Sejak saat itu, subvarian ini ditemukan di lebih dari 17 negara.
Berikut deret negara yang telah mendeteksi kasus XBB
1. India
India menjadi negara yang pertama mendeteksi kasus XBB. Per 14 Oktober jumlah kasus sub varian ini mencapai 71 kasus, demikian dikutip The Times of India.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama, memperkirakan XBB menyumbang tujuh persen dari kasus Covid-19 di India. Ia khawatir kasus akan meningkat imbas subvarian itu.
[Gambas:Video CNN]
"Kita ingat dahulu varian Delta juga mulanya merebak di India, kemudian meluas juga di negara kita [Indonesia]," kata Tjandra dalam rilis resmi yang diterima CNNIndonesia.com.
Sejauh ini, total kasus Covid-19 di negara pimpinan Narendra Modi mencapai 44,6 juta kasus.
Tjandra juga melaporkan hingga pada Minggu, India mendeteksi kasus subvarian itu di empat negara yakni Maharashtra, Odisha, Bengal Barat, dan Tamil Nadu.
2. Singapura
Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan subvarian XBB kini menjadi kasus dominan di negara itu.
Sejak 3-9 Oktober, XBB menyumbang 54 persen kasus lokal.
Lebih lanjut, Ong menerangkan dalam tiga pekan, sub varian omicron tersebut membuat Singapura bakal menghadapi gelombang kasus Covid-19 baru.
"Ini mungkin bakal jadi gelombang yang pendek dan tajam," kata Ong pada Sabtu (15/10), seperti dikutip Channel News Asia.
3. Taiwan
Per 17 Oktober, Taiwan mendeteksi satu kasus XBB, demikian menurut Pusat Pencegahan Penyakit Taipei.
Di hari itu, kasus harian Taiwan bertambah 41.494. Sementara itu, total kasus virus corona di pulau ini mencapai 7.18 juta.
4. Denmark
Denmark mendeteksi dua kasus XBB pada September lalu.
"Sudah diprediksi BJ.1 akan muncul di Denmark, dan Institut Serum Statens tidak fokus [ke subvarian itu] untuk saat ini, tetapi [mereka] akan mengikuti perkembangan varian dengan cepat," demikian menurut Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke, seperti dikutip Anadolu Agency.
Ketika itu, pihaknya masih belum memberi penjelasan lebih lanjut apakah mereka yang terinfeksi tertular dari dalam negeri atau luar negeri.
Ia juga tak mengetahui seberapa parah varian itu bisa menyebar.
"BJ.1 memiliki lebih banyak mutasi pada protein spike dibandingkan subvarian dominan varian BA.5, namun arti dari mutasi tersebut belum diketahui secara pasti," kata Heunicke.
5. Austria
Pakar genetika Ulrich Elling mengatakan BJ.1 sudah tiba di Austria pada September lalu.
Total enam kasus XBB telah terdeteksi di Wina dan Austria Hilir.
"BJ.1 tentu saja mencatatkan rekor baru dalam mutasi," kata Elling, seperti dikutip Euro Weekly News.
Selain negara-negara tersebut, Australia, Amerika Serikat, Denmark, Jepang, juga dilaporkan mendeteksi kasus XBB.
Sub varian XBB disebut lebih menurlat daripada sub varian lain.
Presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, Paul Tambyah, mengatakan meski belum ada data pasti, kemungkinan XBB lebih menular karena jumlah infeksi yang meningkat.
"Walaupun kami tak punya semua daya genom soal gelombang kasus saat ini, XBB kemungkinan besar lebih menular karena jumlah infeksi yang meningkat selama beberapa minggu," ucap Tambyah, seperti dikutip Today Online.
Meski demikian, ia mengimbau masyarakat tak perlu khawatir. Sebab, para ahli menilai infeksi yang ditularkan tak akan lebih parah dari subvarian lain.