Mantan Perdana Menteri Inggris yang baru-baru ini mengundurkan diri, yakni Liz Truss, sempat berjanji bakal menyelesaikan krisis ekonomi negara itu.
Namun, setelah menjabat hanya enam pekan, Truss memutuskan mengundurkan diri akibat kebijakan ekonomi yang dia buat sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kronologi Liz Truss dikecam karena membawa perekonomian Inggris menjadi semakin buruk hingga akhirnya ia mundur dari posisi PM Inggris.
Sebagaimana diberitakan CNN, Truss dideklarasikan sebagai pemenang kepemimpinan Partai Konservatif pada 5 September, setelah eks Perdana Menteri Boris Johnson mengundurkan diri akibat skandal etika.
Namun, Truss memimpin kala situasi Inggris sedang tidak baik-baik saja. Negara itu berhadapan dengan ekonomi buruk, kenaikan harga biaya hidup, dan keruntuhan layanan kesehatan.
Dunia juga berhadapan dengan masalah ekonomi akibat perang Rusia dan Ukraina.
Dalam pidato pertamanya sebagai perdana menteri, Truss mengatakan kepada masyarakat bahwa "bersama-sama kita bisa melewati badai in."
Truss juga menuturkan prioritas pemerintahannya adalah mengendalikan harga energi yang semakin tinggi, meningkatkan keamanan energi Inggris, dan memperbaiki layanan kesehatan nasional.
Ratu Elizabeth II meninggal dunia tiga hari setelah Truss memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif.
Kematian Ratu membuat warga Inggris berduka. Truss juga turut mengungkapkan penghormatannya kepada Ratu.
"Ratu Elizabeth II merupakan batu pembangunan Inggris modern. Negara kita telah bertumbuh dan berkembang di bawah kepemimpinannya," ujar Truss.
Lihat Juga : |
Pada 23 September, Truss dan mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng mengungkapkan rencana besar mereka untuk mengeluarkan Inggris dari resesi.
Salah satu kebijakan yang diambil adalah pemotongan pajak yang rencananya didanai oleh pinjaman pemerintah.
Namun, kebijakan itu tak memiliki rencana jelas.
Tak hanya itu, Kwarteng menuturkan tidak ada waktu untuk melakukan audit seperti yang dilakukan biasanya.
Langkah itu mengagetkan pasar finansial dan menjatuhkan nilai poundsterling.
Meski begitu, Truss membela keputusan Kwarteng dengan menyebut bahwa pemotongan pajak ini "memberikan intensif kepada bisnis untuk berinvestasi, dan kami juga menolong masyarakat awam dalam pajak mereka."
Namun, nilai obligasi Inggris turus merosot, meningkatkan harga pinjaman, memicu kekacauan di pasar hipotek, dan membuat biaya pensiunan di ambang kebangkrutan.