Pengamat lain menganggap bahwa Hu 'diusir' setelah menunjukkan keberatannya atas kebijakan para petinggi China saat ini.
"Spekulasi saya bahwa (Hu) sangat tidak senang dengan komposisi Komite Sentral," ujar asisten profesor Chinese University of Hong Kong, Willy Lam, kepada AFP.
"Saya menduga ia (Hu) telah mengatakan sesuatu yang membuat Xi Jinping kecewa. Mungkin sejumlah kalimat perihal protes sehingga Xi Jinping memanggil petugas keamanan untuk menyeretnya keluar," tuturnya lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli lain mengaitkan insiden Hu Jintau dengan 'tabiat' para petinggi Partai Komunis yang alergi terhadap 'noda' yang tampak di depan umum.
Sejumlah kritikan mengarah bahwa dengan alasan itulah peristiwa Hu yang 'diusir' telah memicu sejumlah spekulasi karena tak ada transparansi dalam perebutan kekuasaan dalam tubuh partai.
Profesor Ilmu Politik Hong Kong Baptist University, Jean-Pierre Cabestan, menilai bahwa mantan pemimpin yang dikawal keluar tentu tak biasa, tapi juga tak berdampak apa-apa.
"Amat sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang telah terjadi terhadap Hu Jintao. Jika ia memang sakit, sulit dipercaya bahwa mantan Sekjen PKC ini disingkirkan dari panggung," kata Jean-Pierre.
"Ini menunjukkan bahwa Xi Jinping berkuasa penuh dan tak ada yang bisa menantangnya," ia menambahkan.
(bac)