ANALISIS

Presiden China Xi Jinping 3 Periode, Apa Pengaruhnya buat RI?

CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2022 09:52 WIB
Presiden China Xi Jinping dipastikan menjabat untuk periode ketiga setelah terpilih lagi menjadi Sekjen Partai Komunis China. Adakah pengaruhnya bagi Indonesia?
(Foto: REUTERS/TINGSHU WANG)

Makin Galak di Laut China Selatan?

Menurut Nur Rahmat, China akan menerapkan kombinasi antara asertif dan semangat bekerja sama dalam berbagai hal, terutama soal keamanan dan menyangkut sengketa teritorial yang selama ini sering bikin Xi 'pusing' LCS.

Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah LCS meski hal itu bertabrakan dengan teritorial sejumlah negara Asia Tenggara. Mereka yang berkonflik dengan China di LCS di antaranya adalah Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Pada 2016 lalu padahal Pengadilan Arbiter Internasional telah menolak klaim China atas LCS, tetapi Beijing abai dan justru semakin agresif mengklaim perairan kaya sumber daya mineral itu. China kerap mengirimkan pesawat tempur dan kapal-kapalnya ke perairan itu hingga menerobos zona negara lain di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beijing bahkan membangun sejumlah pulau buatan dan memasang instalasi militer di LCS.

Coastguard Filipina dan China tercatat beberapa kali berkonflik di perairan LCS. Misalnya, Manila menuduh coast guard Beijing melakukan intimidasi dan pelecehan terhadap kapal mereka atau ribut-ribut soal bangkai kapal.

Di periode ketiga kepemimpinan Xi, China pun disebut bakal lebih agresif mempertahankan klaimnya ini di LCS.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, juga menilai China akan menjatuhkan sanksi bagi negara mana saja yang mengganggu kedaulatan mereka.

"Diperkirakan Xi akan mengeluarkan banyak tekanan diplomatik dan sanksi atas Taiwan dan negara-negara yang memiliki klaim atas gugusan Laut China Selatan, sehingga merepotkan Taiwan, ASEAN, AS, Quad, dan juga AUKUS," kata Rezasyah.

Xi sebelumnya telah menegaskan bahwa integritas wilayah merupakan bagian tak terpisahkan dari "Mimpi China." Visi ini bertujuan menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai negara yang kuat, maju dan modern.

Sementara itu, Indonesia jarang ikut campur terkait LCS lantaran tidak memiliki sengketa wilayah di perairan itu dengan China. Namun, ulah usil China yang semakin getol mengirimkan puluhan kapal coastguard dan nelayannya ke zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna Utara juga membuat Jakarta khawatir.

Pada akhir Agustus 2021 lalu, kapal riset China, Hai Yang Di Zhi 10, terdeteksi di perairan Natuna. Dua bulan setelahnya, kapal ini terpantau masuk dan melakukan aktivitas di perairan Natuna.

Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) menilai kapal china itu tengah melakukan riset.

Meski begitu, Nur Rahmat menilai Indonesia justru akan terus mengusahakan solusi damai yang bisa diterima semua pihak, baik secara bilateral maupun regional dalam isu ini.

Indonesia, kata Nur Rahmat, akan semakin gigih melindungi wilayah teritorialnya termasuk perairan Natuna.

"Akan halnya ketegangan dengan Cina di Laut Natuna Utara, Indonesia tidak akan mundur karena wilayah itu merupakan bagian dari kedaulatan negara yang tidak bisa diganggu gugat," ucap Nur Rahmat.

"Cina juga tidak akan menyeret Indonesia masuk lebih dalam ke sengketa LCS. Indonesia juga pastinya tidak akan mau karena posisinya selama ini bukanlah sebagai claimant states (dalam sengketa LCS)," paparnya.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER