Presiden China Xi Jinping 3 Periode, Apa Pengaruhnya buat RI?
Xi Jinping dipastikan menjadi presiden China untuk periode ketiga setelah terpilih kembali sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) dalam puncak kongres partai tersebut akhir pekan lalu.
Keputusan Kongres PKC itu akan dikukuhkan dalam Kongres Rakyat Nasional pada Maret mendatang. Namun, berdasarkan riwayat politik China, selama ini bagi siapa pun yang menjadi Sekjen partai berkuasa otomatis akan menjadi pemimpin tertinggi Negeri Tirai Bambu.
Kesempatan Xi ini semakin dimantapkan setelah ia mencabut aturan batasan masa jabatan presiden China pada 2018 lalu. Sebelumnya tertulis, masa jabatan presiden maksimal dua periode, tetapi aturan itu telah dihapus Xi dalam kongres sebelumnya.
Lalu, bagaimana dampak Presiden Xi Jinping menjabat untuk periode ketiga bagi Indonesia?
China merupakan salah satu mitra utama Indonesia. Negeri Tirai Bambu bahkan menjadi negara investor kedua terbesar setelah Singapura bagi Indonesia.
Menurut Ketua Departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Nur Rahmat Yuliantoro, hubungan dua negara ini bakal tetap hangat.
"Hubungan China dan Indonesia akan tetap meneruskan pola yang sudah ada, dengan tetap memperhatikan dinamika yang berkembang di kawasan," kata kata Nur Rahmat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/10).
Indonesia dan China memiliki hubungan yang erat. Pada Juli lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo bahkan sempat berkunjung ke negara itu dan bertemu Xi.
Dalam pertemuan itu, Jokowi memamerkan kerja sama ekonomi kedua negara yang menunjukkan tren positif. Jokowi bahkan menyebut kedekatan RI-China sebagai saudara senasib sepenanggungan.
Di periode mendatang, Nur menilai ekonomi China akan tetap tumbuh dengan baik, sehingga berdampak pada Indonesia, sebagai salah satu mitra dagang.
"Dari situ, bisa jadi akan ada dampaknya bagi investasi dan perdagangan China dengan Indonesia yang kian membesar," jelas dia lagi.
"Dengan semangat bekerja sama demi kepentingan kawasan akan mewarnai hubungan China dengan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia," lanjut Nur Rahmat.
Indonesia juga dinilai akan semakin melihat China sebagai mitra penting terutama dalam pengembangan infrastruktur dan peningkatan potensi kerja sama perdagangan. Terlebih, Indonesia dan China saat ini memiliki proyek kereta cepat yang tertuang dalam Belt and Road Initiative (BRI).
Meski begitu, Nur Rahmat mengatakan Xi akan tetap membawa China semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu kekuatan utama dunia, terutama jika menyangkut keamanan dan pertahanan geopolitik seperti halnya dalam sengketa Laut China Selatan (LCS).
"Bisa jadi. Xi sudah menekankan bahwa integritas wilayah adalah bagian tidak terpisahkan dari 'Mimpi Cina', yaitu Cina yang kuat, Cina yang maju dan modern," ucapnya.
China makin galak di Laut China Selatan, baca di halaman berikutnya >>>