Jejak Konflik Keluarga Kerajaan Saudi hingga Era Raja Salman-MbS

CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2022 07:34 WIB
Keluarga Kerajaan Arab Saudi beberapa kali diwarnai konflik perebutan kekuasaan di antara para pangeran hingga kini.
Pangeran Mohammed bin Salman banyak memenjarakan pangeran Saudi. (REUTERS/HANDOUT)

Pakar kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii mengatakan keputusan Raja Salman menetapkan anaknya sebagai putra mahkota yakni agar tak memutus garis takhta yang telah dicapainya.

Sya'roni mengamini memang ada persaingan yang terjadi atas kekuasaan de facto yang diterima MbS. Entah itu dari pihak paman dan sepupunya maupun dari saudara kandungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, Sya'roni menilai MbS bakal jadi calon penerus terkuat lantaran dukungan dari ayahnya yang berkuasa penuh.

"Sekarang kan tinggal kecenderungannya dalam tradisi monarki, siapa yang sedang berkuasa dia berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan sebisa mungkin meneruskan mahkota itu ke keluarganya sendiri," kata Sya'roni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).

Sya'roni juga mengatakan meski MbS sudah berusaha menyingkirkan saingan-saingannya, sang Putra Mahkota masih tetap memiliki rival, salah satunya keturunan Raja Saud, yang sejak dulu dikenal vokal menentang kepemimpinan dia.

Keturunan Raja Saud itu termasuk Putri Basmah binti Saud yang sempat ditahan MbS pada 2019 namun telah dibebaskan di tahun ini.

"Basmah binti Saud itu dia tinggal di Inggris, dia cukup kritis dan pada akhirnya dia ditahan atau dipenjara tapi dia dibebaskan tahun 2021 [re: 2022] kalau enggak salah. Artinya memang mereka yang kritis itu akan berhadapan dengan MbS," ujar dia.

Selain Putri Basmah, Sya'roni juga menyoroti sejumlah pangeran seperti Pangeran Alwaleed bin Talal dan Muhammad bin Nayef yang disebut jadi saingan berat MbS.

Meski begitu, menurut Sya'roni, setelah keduanya sempat ditahan, dua pangeran itu pun "tenggelam" dan meninggalkan MbS yang makin menguat.

"Untuk saat ini kelihatannya ada Pangeran Talal, kemudian ada juga dulu Muhammed bin Nayef, tapi belakangan orang-orang itu tenggelam sehingga saya melihatnya MbS ini tidak ada saingan," ucapnya.

Pangeran MbS baru-baru ini jadi sorotan usai memvonis Pangeran Abdullah selama 30 tahun penjara. Penahanan Pangeran Abdullah itu menambah daftar panjang keluarga kerajaan yang telah ditangkapnya selama berkuasa sejak 2017.

Banyak yang menilai penangkapan yang dilakukan MbS terhadap keluarganya itu sebagai bentuk keputusasaan sang putra mahkota. MbS dianggap merasa terancam dan tak ingin kebijakan serta visinya diganggu gugat.

Lebih dari itu, aksi bersih-bersih MbS juga disebut sebagai upaya dia menunjukkan kepada dunia bahwa hanya dirinya seorang yang terkuat di Arab Saudi.

"Kalau kita lihat kecenderungannya, MbS ini ingin dilihat sebagai sosok yang visioner, paham isu ekonomi, kemudian dia juga menjadi figur yang dikenal di level internasional untuk memastikan bahwa dia jadi satu-satunya orang kuat di Saudi," kata Sya'roni.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER