Jejak Konflik Keluarga Kerajaan Saudi hingga Era Raja Salman-MbS

CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2022 07:34 WIB
Keluarga Kerajaan Arab Saudi beberapa kali diwarnai konflik perebutan kekuasaan di antara para pangeran hingga kini.
Raja Salman bin Abdul Aziz menyerahkan pemerintahan kepada Pangeran MbS. (AFP PHOTO AND SPA / HO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejak Juni 2017, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) telah menjalankan roda pemerintahan sebagai pemimpin de facto untuk membantu ayahnya, Raja Salman, yang semakin menua.

Selama memimpin, MbS banyak menangkap keluarganya sendiri dengan berbagai alasan, mulai dari korupsi hingga dugaan merencanakan makar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total lebih dari 20 pangeran dan putri kerajaan telah ditangkap MbS dalam upaya 'bersih-bersih'nya.

Bila ditarik ke belakang, aksi MbS ini bukan kali pertama dan satu-satunya terjadi di tubuh kerajaan Saudi. Faktanya, keluarga monarki itu banyak menyimpan borok.

Raja Abdul Aziz bin Saud selaku raja pertama Saudi diketahui memiliki 45 anak laki-laki dari total sekitar 100 anak. Para anak laki-laki itu umumnya saling sikut demi dinobatkan sebagai pewaris takhta.

[Gambas:Video CNN]

Pada tahun 1964, misalnya. Saudi saat itu dipimpin oleh Raja Saud bin Abdul Aziz. Saudara Saud, Faisal bin Abdul Aziz, tak senang dan berusaha menggulingkannya.

Faisal akhirnya berhasil menduduki posisi raja di tahun itu dan menjadi administrator yang dikenal "beda" dan visioner. Faisal merupakan orang pertama yang memprakarsai serangkaian rencana pembangunan ekonomi dan sosial yang mengubah infrastruktur Saudi. Ia juga orang yang mendirikan sekolah umum pertama bagi anak perempuan.

Namun nahas, cara-cara memimpin Faisal yang berbeda diduga tak disukai kerabatnya. Faisal dibunuh pada 1975 oleh keponakannya sendiri, Faisal bin Musaid, diduga karena telah memimpin Saudi secara bertentangan dengan yang semestinya.

Selain kejadian tersebut, Saudi juga untuk pertama kalinya memecat seorang putra mahkota. Pemecatan itu dilakukan pada Juni 2017 oleh Raja Salman terhadap Pangeran Mohammed bin Nayef yang merupakan keponakannya. Tak hanya dilengserkan dari kursi calon raja, Mohammed bin Nayef juga dipecat dari jabatan Menteri Dalam Negeri.

Setelah memecat keponakannya, Raja Salman langsung menunjuk putranya, Mohammed bin Salman (MbS), sebagai putra mahkota. MbS juga ditunjuk untuk menjabat wakil perdana menteri dan tetap menduduki posisi Menteri Pertahanan.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Konflik di Masa Raja Salman dan Pangeran MbS

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER