AS Akan Minta China Bantu 'Kendalikan' Korea Utara Soal Rudal

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Nov 2022 01:05 WIB
AS disebut akan meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Korea Utara dalam penggunaan rudal.
AS disebut akan meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Korea Utara dalam penggunaan rudal. Foto: AFP/ANTHONY WALLACE
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat (AS) akan meminta China, sekutu utama Korea Utara, untuk membantu mengendalikan Pyongyang setelah melakukan uji coba rudal. Pejabat AS mengatakan hal itu dilakukan karena uji coba rudal itu dapat menghantam mereka.

"Ini pasti akan menjadi bagian dari diplomasi kami untuk mencoba membuat China bergabung dengan negara-negara yang tercatat mengutuk itu," kata seorang pejabat senior yang menemani Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam perjalanan Asia.

Amerika Serikat ingin China "menggunakan pengaruhnya untuk membujuk DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea)," katanya, seperti diberitakan AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan rudal Korea Utara yang ditembakkan pada Jumat (18/11) memiliki jangkauan hingga daratan AS.

Rudal tersebut, kata Hamada, mampu terbang sejauh 15.000 kilometer.

Tak hanya itu, Kepala Sekrtaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno juga mengatakan proyektil merupakan rudal balistik antarbenua (ICBM), mencapai ketinggian 6.000 km (3.730 mil), mencakup jangkauan 1.000 km (622 mil) pada lintasan loft.

Pejabat AS tersebut mengonfirmasi pernyataan Jepang bahwa rudal yang ditembakkan Korea Utara memiliki jarak jauh.

"Tindakan hari ini merupakan eskalasi lebih lanjut," kata pejabat itu, karena rudal tersebut memiliki "kemampuan mencapai Amerika Serikat dan banyak negara lain di seluruh dunia."

Sementara itu, Kamala Harris pada Jumat (18/11) menghadiri KTT Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Bangkok, mengambil bagian dalam sesi dengan Presiden China Xi Jinping tetapi tidak bertemu langsung dengannya.

Harris di Bangkok menggelar pertemuan bersama perdana menteri Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Selandia Baru untuk membahas peluncuran rudal Korea Utara.

Seorang pejabat mengatakan Harris menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara. Hal tersebut sebelumnya juga sempat diungkapkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

"Amerika Serikat percaya bahwa Dewan Keamanan harus bertemu dan membahas masalah ini," kata pejabat itu.



Sementara itu, Xi Jinping sebelumnya sempat bertemu Presiden AS Joe Biden tiga jam di sela-sela KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Xi Jinping melalui pemberitaan resmi media lokal menyatakan Beijing yakin tidak melihat eskalasi lebih lanjut dari Korea Utara.

Namun, rudal pada Jumat (18/11) menjadi yang kedua kali ditembakkan Korea utara dalam pekan ini. Korut sempat melontarkan rudal ke arah Laut Timur pada Kamis (17/11).

Rudal pertama itu ditembakkan tak lama setelah Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, mengkritik pertemuan trilateral antara AS, Korsel, dan Jepang di sela KTT G20 Bali.

[Gambas:Video CNN]



Pertemuan trilateral itu menghasilkan kesepakatan memperkuat kerja sama keamanan di tengah ancaman Korut. Ketiga kepala negara bahkan tak menutup kemungkinan menggunakan senjata nuklir.

Setelah hasil pertemuan itu tersebar, Choe langsung menyatakan bahwa "latihan perang untuk agresi" yang dilakukan AS, Jepang, dan Korsel tak membuat Korut gentar.

Menurut Choe, sikap AS, Korsel, dan Jepang itu justru bakal membawa "ancaman lebih serius dan realistis" bagi diri mereka sendiri.

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER