2 Alasan Warga China Demo hingga Berani Desak Xi Jinping Mundur

rds | CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 13:30 WIB
Ribuan warga China menggelar demonstrasi langka hingga terang-terangan menuntut Presiden Xi Jinping yang baru memantapkan periode ketiganya untuk mundur. Ribuan warga China menggelar demonstrasi langka hingga terang-terangan menuntut Presiden Xi Jinping yang baru memantapkan periode ketiganya untuk mundur. (Foto: REUTERS/THOMAS PETER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Xi Jinping menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah ribuan warga China turun ke jalan dan berdemonstrasi di sejumlah kota-kota besar demi menuntutnya mundur.

Demonstrasi yang dilaporkan pertama kali dipicu oleh kebakaran apartemen di Urumqi, Xinjiang, pada pekan lalu itu terus meluas secara sporadis hingga ke Ibu Kota Beijing, Guangzhou, bahkan Shanghai selama akhir pekan kemarin.

"Turun, Xi Jinping! Turun, Partai Komunis!" teriak banyak pedemo di Shanghai pada Minggu (27/11).

The Wall Street Journal melaporkan demonstrasi semacam ini sangat langka di China karena bukan hanya terjadi di berbagai kota, tapi aksi tersebut juga menuntut langsung penguasa untuk turun.

Selama ini, China dikenal sebagai negara yang membungkam perbedaan pendapat. Karena itu, demonstrasi apalagi yang menuntut langsung penguasa untuk mundur hampir tidak pernah terjadi di Negeri Tirai Bambu.

Jadi apa alasan para demonstran China baru-baru ini berani menggelar protes yang terang-terangan menuntut Xi Jinping mundur?

Frustrasi Lockdown Ketat Covid-19

Demo ini bermula akibat protes warga atas kematian 10 orang dalam insiden kebakaran di sebuah apartemen di Ibu Kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, pada Kamis pekan lalu.

Insiden ini disebut sebagai katalisator yang kian membakar amarah publik atas kebijakan ketat nol Covid-19 di China selama ini yang telah membuat banyak warga frustrasi.

Dengan kebijakan itu, China kerap menerapkan lockdown ketat pada bangunan, kompleks, wilayah, hingga kota yang memiliki klaster Covid-19 meski hanya terdapat beberapa kasus saja.

[Gambas:Video CNN]

Aparat bahkan kerap memblokade apartemen hingga kompleks perumahan yang di-lockdown dengan benteng buatan demi mencegah warga di area itu keluar tempat tinggal.

Para warga pun menganggap banyak korban berjatuhan dalam kebakaran apartemen di Urumqi itu juga disebabkan oleh kebijakan lockdown pemerintah yang membuat petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi.

Sejak itu, amarah warga pun menjalar ke beberapa kota lain di China. Pada Sabtu, demonstran pecah di Shanghai, tepatnya di jalan Wulumuqi yang merupakan Urumqi dalam bahasa Mandarin.

Baru-baru ini, China juga dihebohkan dengan kasus bunuh diri saat pemerintah masih menerapkan lockdown ketat imbas penularan Covid-19 yang kembali meningkat belakangan.

Seorang wanita 55 tahun diketahui bunuh diri lantaran tidak bisa keluar apartemennya selama sebulan terakhir gegara pemerintah setempat menerapkan lockdown di lingkungan tersebut. Perempuan itu dilaporkan melompat dari lantai 12 apartemennya di ibu kota regional Hohhot pada Jumat (4/11).

Meskipun protes di China menjadi berita utama media internasional saat ini, media pemerintah China justru memuat cerita dan opini yang menekankan keparahan penularan Covid-19 saat ini dan pentingnya mempertahankan strategi Nol Covid-19 untuk memberantasnya.

"Praktik telah membuktikan bahwa tindakan Covid-19 kami dapat bertahan dalam ujian sejarah, mereka dikaji secara ilmiah dan efektif. Ketekunan akan menang," kata sebuah opini yang diterbitkan oleh kantor berita Xinhua Senin (28/11).

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

2 Alasan Warga China Demo hingga Berani Tuntut Xi Jinping Mundur

BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER