Rusia Murka Paus Fransiskus Sebut Chechen Paling Bengis di Ukraina
Rusia murka setelah Paus Fransiskus menyebut pasukan Chechen dan Buryatia merupakan yang paling bengis dalam perang di Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk Vatikan, Alexander Avdeev, melayangkan langsung keluhan Negeri Beruang Merah itu melalui surat nota protes resmi.
"Saya menyatakan kemarahan atas sindiran semacam itu dan menegaskan bahwa tidak ada yang bisa menggoyahkan kohesi dan persatuan rakyat multinasional Rusia," kata Avdeev kepada RIA Novosti, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/11).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa komentar Paus tersebut "lebih dari sekadar Russophobia" dan sebuah "pemutarbalikkan."
"Belum lama ini Barat mengira sebaliknya, bahwa orang-orang Slavia menyiksa orang-orang Chechen, tetapi sekarang mereka berbalik arah," ujarnya merujuk pada dua perang Rusia di Chechnya, seperti dikutip AFP.
Rusia memang pernah menginvasi Republik Chechnya dan berperang dua kali dengan separatis Chechen setelah Uni Soviet pecah pada 1991.
Namun, pasukan dari wilayah yang mayoritas Muslim itu kini turut membantu Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina.
Kisruh ini bermula ketika Paus Fransiskus mengatakan kepada majalah Jesuit Amerika bahwa pasukan Chechen dan Buryati merupakan kelompok paling kejam dalam invasi Rusia di Ukraina.
Ia mengutarakan pendapatnya itu setelah mendapatkan informasi soal kekejaman para pasukan yang berada di medan perang.
"Umumnya, yang paling bengis mungkin mereka yang berasal dari Rusia, tetapi bukan dari Rusia langsung, seperti Chechen, Buryati, dan sebagainya," ucap Paus Fransiskus.
Namun, ia menegaskan bahwa Rusia lah yang menginvasi Ukraina.
"Tentu saja, yang menginvasi adalah negara Rusia. Ini sangat jelas," katanya.
Berbagai pihak di Rusia langsung mengecam pernyataan Paus Fransiskus itu. Kelompok Buryati yang menentang keras konflik di Ukraina, The Free Buryatia Foundation, ikut mengkritik komentar itu.
"Stereotipe tetap stereotipe. Tidak peduli siapa yang mereplikasi: aktivis, politisi, atau pemimpin spiritual. Pernyataan Paus tentang Buryat dan Chechen yang kejam bukan hanya stereotipe rasis, tetapi juga kebohongan," demikian pernyataan lembaga itu.
(blq/has)