Cerita Warga Rusia Perang Bela Kyiv: Kristen Sejati Dukung Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2022 18:35 WIB
Sejumlah warga negara Rusia justru membelot melawan negaranya sendiri demi membela warga Ukraina yang diserang pasukan Vladimir Putin.
Kyiv saat dibombardir drone Rusia. (REUTERS/STRINGER)

Tergerak karena Pembantaian di Bucha hingga Borodinka

Tentara Ukraina berkebangsaan Rusia yang lain, Silent (bukan nama sebenarnya), juga membeberkan kisah serupa.

Ia bercerita, tiba di Ukraina pada awal Februari untuk mengunjungi kerabat.

"Saya tinggal di sini, dan perang dimulai," ujar Silent.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan bergabung dengan militer Ukraina tak lama setelah melihat kekejaman tentara Rusia di pinggiran kota Bucha, Irpin dan Borodianka.

Bukti kuburan massal dan eksekusi warga sipil di wilayah tersebut muncul setelah penarikan pasukan Rusia dari wilayah Kyiv pada awal April lalu.

Ketika itu, Silent berada di Kyiv, tak jauh dari lokasi penemuan kuburan massal. Ia lantas pergi ke sana untuk membantu dan melihat apa yang sudah dilakukan Pasukan Kyiv.

"Mayat, anak-anak, perempuan, eksekusi, saat Anda melihatnya secara langsung, tentu semua yang ada di dalamnya terbalik," ungkap Silent.

Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di Ukraina sampai akhir, dan bergabung dengan legiun.

Tutupi Identitas, Lindungi Keluarga di Rusia

Selain mereka berdua, warga Rusia yang membela Ukraina, "Vinnie" memutuskan terus memakai balaclava. Ia takut tentara Kremlin mencoba menghubungi dan menemukan dirinya.

"Jika saya menunjukkan wajah saya, saya khawatir mereka [keluarga saya], karena tak akan ada yang melindungi mereka," kata Vinnie.

Salah satu risiko bagi warga Rusia yang mempertaruhkan nyawa untuk Ukraina adalah nasib keluarganya yang terancam jika mereka ketahuan.

Mereka bisa menghadapi konsekuensi yang lebih keras daripada tentara Ukraina sendiri, apalagi jika mereka tertangkap musuh.

November lalu, seorang tentara yang meninggalkan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner dan menyeberang ke sisi Ukraina, Yevgeny Nuzhin, dibunuh secara brutal dengan palu godam usai kembali ke Rusia.

Contoh seperti itulah yang membuat Vinnie yakin apa yang akan terjadi jika ia tertangkap.

"Pasti tidak akan ada pertukaran. Ini akan menjadi akhir, 100 persen. Itu hanya akan lebih menyakitkan," kata Vinnie.

Namun, rasa sakit dan kematian tak masuk dalam kamus unit ini, bahkan saat mereka menghadapi banyak rintangan di Bakhmut.

Rusia berulang kali mencoba merebut kota itu dan mengirim banyak orang ke pertahanan upaya untuk menghancurkan Ukraina, tapi upaya ini tak melunturkan semangat perlawanan Vinnie, dan barangkali ratusan warga Rusia lain.

Menurut sumber, tercatat sekitar 200 warga Rusia yang saat ini berperang bersama pasukan Ukraina, melawan tentara negara mereka sendiri.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER