Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu Negeri Magribi, Maroko, mencuri perhatian usai membekuk Spanyol di Piala Dunia 2022 pada Kamis (8/12).
Kesebelasan Maroko mengalahkan tim Spanyol melalui adu penalti, skor 3-0, atas Spanyol. Maroko menjadi negara Afrika keempat yang melaju ke perempat final.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi kemenangan itu, Raja Maroko Mohammed VI memimpin selebrasi di jalanan Rabat. Ia berbaur dengan warga dan mengibarkan bendera negaranya.
Selebrasi lain juga tampak di perbatasan Maroko. Sejumlah tentara di lokasi itu, girang saat Achraf Hakimi membobol gawang Spanyol.
[Gambas:Video CNN]
Terlepas dari itu, berikut profil Maroko yang curi perhatian di ajang sepak bola dunia.
Maroko merupakan negara Afrika Utara. Negara ini terletak di seberang Selat Gibraltar.
Menurut Britannica, Maroko dikenal sebagai Magribi yang berarti Barat. Mayoritas penduduk di negara ini beragama Islam.
Per 2020, penduduk negara ini mencapai 36 juta jiwa.
Maroko menganut sistem monarki konstitusional, di mana Raja menjadi kepala negara. Sementara itu, perdana menteri menjadi kepala pemerintahan.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Sejarah Maroko
Menurut local histories, sejarah Maroko dimulai sekitar 1.000 SM. Ketika itu, orang-orang yang disebut Fenisia dari Lebanon berlayar ke Maroko.
Orang Fenisia terkenal sebagai pedagang yang hebat. Mereka kemudian mendirikan pos perdagangan di negara itu dan menemukan Kota Kartago, yang kini disebut Tunisia.
Sementara itu, sekitar 400 SM suku asli Maroko, Barber, membentuk kerajaan Mauritania.
Kemudian pada 146 SM, Romawi menaklukkan Kartago dan berhasil memperluas pengaruhnya di Afrika Utara. Hingga pada 42 M, Romawi menganeksasi kerajaan Mauritania.
Maroko tetap berada di bawah kekuasaan Romawi sampai abad ke-5 Masehi.
Pada tahun 681, Arab menyerbu Maroko dan berhasil menguasai negara itu usai pertempuran selama tiga dekade. Orang-orang Arab kemudian memperkenalkan Islam ke Maroko.
Lalu pada 711, Maroko menginvasi Spanyol dan berhasil menguasai sebagian wilayah.
Di tengah kemenangan itu, Maroko pecah menjadi beberapa kerajaan. Pada 789 seorang bernama Idriss Al Akbar mendirikan kerajaan kecil yang disebut Dinasti Idrissiyah.
Anaknya, Idriss II, menjadikan Fes sebagai ibu kota. Pada abad-abad selanjutnya, Fes menjadi pusat kebudayaan.
Kemudian pada abad ke-11, suku Barber menaklukan Maroko. Di tahun-tahun berikutnya, seorang bernama Almohad memberontak dan berhasil mendirikan dinasti baru.
Tahun berikutnya, suku Meriniyah menggulingkan pemerintah Almohad. Siklus perebutan kekuasan itu terus berlanjut hingga beratus tahun.
Hingga pada suatu waktu, Dinasti Saadian merebut Fes. Masa kejayaan mereka berlangsung dari 1578-1603. Namun, dinasti ini runtuh usai tokoh penting Ahmed el-Mansour meninggal.
Kemudian pada tahun 1912-1934 Maroko menjadi protektorat Prancis.
Sepuluh tahun kemudian, Maroko merilis Manifesto Kemerdekaan. Lalu pada 1947, Raja Mohammed V menyatakan mendukung kemerdekaan.
Namun, pada 1953 Prancis menggulingkan penguasa Maroko dan mengganti dengan pemerintah boneka yakni Mohammed ben Aarafa. Tiga tahun kemudian Mohammed V berhasil merebut negara ini dan menyatakan merdeka.
Pada 1961 hingga 1999, Hassan II menjadi Raja Maroko. Setelah itu, kekuasaan beralih ke Mohammed VI.