Seorang ekspatriat Saudi, Myka Monasterial, mengungkapkan suka citanya juga bisa merayakan natal secara terang-terangan di Saudi dalam tiga tahun belakangan ini.
"Saya tinggal di sini selama delapan tahun dan saya melihat negara ini terus berkembang menuju ke arah yang disukai para ekspatriat," ucap Monasterial.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum perayaan natal dibolehkan secara terbuka di Saudi, Monasterial mengaku hanya bisa merayakan natal berbagi kado dengan teman-temannya di rumah.
"Tapi dua tahun lalu, saya sangat senang menyaksikan untuk pertama kali dekorasi Natal ada di mana-mana (di Saudi). Dahulu amat sulit membeli ornamen Natal," ucapnya.
"Ini membuat saya bahagia dan berharap terus menjadi bagian dari perubahan negara ini menjadi lebih terbuka dan mengakui tradisi serta budaya yang lain," ia menambahkan.
Sejak polisi moral Saudi dibubarkan, Saudi mendorong keberagaman bisa hidup berdampingan sehingga pengunjung dan ekspatriat tak merasa terpinggirkan.
"Kami merayakan Natal bersama tetangga dan teman-teman setiap tahun. Warga lokal amat terbuka dan menerima perbedaan keyakinan serta perayaan lain Itu yang membuat kami terdorong untuk berhias dan saling tukar kado," kata ekspatriat lain, Simone Isabella.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Kontroversi Bisht Messi sampai RI Akhiri Keanggotaan Dewan HAM PBB |
"Tahun ini kami punya Sinterklas rahasia untuk anak-anak kami yang sudah tak sabar menanti hadiah," ujarnya lagi.
Perayaan natal bahkan lebih semarak dirayakan secara terbuka di jalan-jalan di Kerajaan Saudi dengan toleransi besar dari para warga muslim.
"Saya menyukai Natal. Sebagai warga Saudi-Jerman, saya bersyukur bisa merasakan pengalaman tradisi yang berbeda dari dua sisi keluarga saya," tutur warga provinsi Timur Saudi, Nour Dajani.
"Bukan hanya dari perspektif agama, ini kesempatan bagi kami berkumpul bersama dan berbagi hidangan favorit seperti bebek atau angsa dengan kentang di piring," ucap Dajani.
(bac/isa/bac)