Abaya tak lagi diwajibkan di Saudi terutama di Riyadh dalam beberapa tahun belakanhan. Pada 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) membolehkan perempuan tak memakai abaya maupun hijab asal tetap berpakaian sopan.
"Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan," kata MbS kala itu.
Sejak Pangeran MbS memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara ini menuju moderat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kebijakan di antaranya melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari bepergian sendiri, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik.
Pangeran MbS juga merilis Visi 2030. Visi ini merupakan kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pemasukan.
Berdasarkan visi tersebut, Saudi memang melonggarkan norma serta budaya demi menggenjot pariwisata termasuk membetot para pelancong asing.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Tentang Paus Benediktus yang Wafat hingga China vs AS Siaga |
Di bawah kendali MbS, banyak perempuan di Saudi tak mengenakan hijab, sebagian lagi tetap mengenakan penutup kepala itu.
Percampuran antara laki-laki dan perempuan di ruang publik juga kini menjadi lazim di negara Teluk itu.
Salah satu pekerja di Saudi, Susan Parker, mengaku terkejut dengan semangat Riyadh.
"Tidak ada kata sifat yang cukup mampu menggambarkan perubahan yang nampak di Riyadh, Anda terkejut dengan semangat masyarakat untuk berhasil," ujar Parker.
(isa/bac)