Perang saudara pecah di Sudan. Rapid Support Forces (RSF), pasukan paramiliter Sudan, menyerbu sejumlah lokasi pada Sabtu (15/4) sebagai upaya kudeta terbaru di negara Afrika utara itu.
Dalam sebuah pernyataan, RSF mengklaim telah "mengontrol sepenuhnya" Istana Kepresidenan dan sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe. Mereka juga mengklaim mengambil alih kediaman Panglima Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RSF menyebut serbuan ini jadi balasan terhadap serangan militer Sudan ke sejumlah markas RSF di Khartoum.
Berikut fakta-fakta perang saudara di Sudan yang dirangkum CNNIndonesia.com.
Pendudukan Istana Kepresidenan Sudan oleh RSF dibalas Angkatan Udara Sudan dengan serangan udara ke markas RSF di ibukota Khartoum.
"Angkatan Udara Sudan menghancurkan kamp Tiba dan Soba di Khartoum milik RSF dan mendesak warga sipil di sekitar wilayah itu untuk tetap berada di dalam ruangan, demikian bunyi pernyataan resmi militer Sudan seperti dikutip dari AFP.
Langit Sudan ramai dengan jet-jet tempur. Ibukota juga dipenuhi suara tembakan.
Seorang WNI terluka akibat peluru nyasar yang sempat menghantam kamp tempat pelajar Indonesia berlindung.
"Kemarin ada peluru yang jatuh ke tempat pengungsian kami dan mengenai teman saya. Alhamdulillah dia tidak kenapa-kenapa, hanya luka ringan. Mungkin karena sebelumnya [peluru] sudah mantul ke objek lain," kata Sabiq, mahasiswa asal Indonesia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).
Sabiq berkata sebanyak 12 mahasiswa WNI berlindung di kamp yang berlokasi di selatan Khartoum itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>