Jakarta, CNN Indonesia --
Kepolisian menemukan 21 jasad diduga korban sekte sesat di Kenya. Mereka ditemukan meninggal dunia dalam kondisi kelaparan di hutan dan diduga berpuasa dengan tujuan dapat "bertemu Tuhan."
Sumber mengungkap angka tersebut setelah kepolisian melakukan penggalian di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban itu diduga pengikut Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.
Nthenge sebenarnya sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia lantas didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Demikian informasi yang diperoleh AFP dari seorang sumber pihak kepolisian Kenya.
[Gambas:Video CNN]
Berikut 5 fakta mengenai penemuan jasad korban sekte sesat tersebut.
Total 21 jasad, termasuk 3 anak
Sumber kepolisian menyatakan telah menemukan 21 jasad terkait sekte sesat itu, tiga di antaranya merupakan jasad anak-anak yang diduga mati kelaparan di bawah pengawasan orang tua mereka.
"Total hingga kemarin, kami mendapatkan 21 jasad," ujar seorang sumber kepolisian Kenya kepada AFP pada Minggu (23/4).
Ditemukan di hutan
Sumber itu mengungkap total tersebut merupakan hasil dari penggalian yang dilakukan kepolisian di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan. Kepolisian menduga terdapat lebih banyak korban lainnya.
"Kami bahkan belum menggali lebih dalam, yang memberikan indikasi kuat akan lebih banyak jasad ditemukan di akhir operasi ini," kata sumber itu.
Lanjut ke sebelah...
Diduga pengikut Nthenge
Puluhan korban itu diduga pengikut Paul Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat "bertemu Yesus".
Sebenarnya, Nthenge telah menyerahkan diri ke kepolisian. Nthenge kemudian didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Ia sempat dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp11,1 juta. Namun, kepolisian menahan Nthenge pada 15 April.
Kala itu, kepolisian menemukan jasad empat pengikut Nthenge yang dilaporkan mati kelaparan agar dapat "bertemu Yesus".
Sidang digelar 2 Mei
Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.
"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," ucap sumber kepolisian itu.
Sementara itu, 11 pengikut Nthenge, tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
[Gambas:Video CNN]
Profil Good News International Church
Nthenge mendirikan Good News International Ministries pada 17 Agustus 2003. Gereja ini memiliki cabang di berbagai daerah Kenya, yakni Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano manne.
Kantor pusat Good News International Church berlokasi di daerah Malindi Furunzi.
Pelayanan ibadah telah berkembang hingga sekarang memiliki jemaat lebih dari 1.000 di gereja Malindi dan lebih dari 3.000 di semua cabang.
Misi dari pelayanan ini adalah memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan.
Mereka menayangkan program injil 'Pesan Akhir Zaman' setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-09.00 pagi waktu setempat. Sedangkan pada akhir pekan tayang pukul 08.00 - 09.00 pagi dan 20.00-21.00 malam.