Puluhan korban itu diduga pengikut Paul Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat "bertemu Yesus".
Sebenarnya, Nthenge telah menyerahkan diri ke kepolisian. Nthenge kemudian didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Ia sempat dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp11,1 juta. Namun, kepolisian menahan Nthenge pada 15 April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, kepolisian menemukan jasad empat pengikut Nthenge yang dilaporkan mati kelaparan agar dapat "bertemu Yesus".
Lihat Juga : |
Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.
"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," ucap sumber kepolisian itu.
Sementara itu, 11 pengikut Nthenge, tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Nthenge mendirikan Good News International Ministries pada 17 Agustus 2003. Gereja ini memiliki cabang di berbagai daerah Kenya, yakni Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano manne.
Kantor pusat Good News International Church berlokasi di daerah Malindi Furunzi.
Lihat Juga : |
Pelayanan ibadah telah berkembang hingga sekarang memiliki jemaat lebih dari 1.000 di gereja Malindi dan lebih dari 3.000 di semua cabang.
Misi dari pelayanan ini adalah memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan.
Mereka menayangkan program injil 'Pesan Akhir Zaman' setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-09.00 pagi waktu setempat. Sedangkan pada akhir pekan tayang pukul 08.00 - 09.00 pagi dan 20.00-21.00 malam.
(pop/chri)