Jakarta, CNN Indonesia --
Anne Boleyn, ibu kandung Ratu Elizabeth I dari Kerajaan Inggris, harus menanggung akhir hidup yang tragis dengan cara dipenggal.
Pada tahun 1536, Raja Inggris Henry VIII menuduh istri keduanya sendiri yakni Anne Boleyn telah melakukan perzinahan, hubungan inses, sihir, hingga persekongkolan melawan raja.
Tuduhan keji itu sengaja dilakukan Henry VIII kepada Boleyn, lantaran ia menginginkan keturunan laki-laki untuk menjadi ahli waris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boleyn diduga dijebak agar Henry VIII bisa menikahi istri ketiganya, Jane Seymour, dengan harapan memiliki anak laki-laki.
Siapakah Anne Boleyn?
Dilansir dari History, Anne Boleyn adalah putri dari Sir Thomas Boleyn. Sebelum menjadi ratu, Boleyn bekerja di istana ketika Henry VIII telah menjadi raja.
Boleyn pernah bertugas sebagai pengiring pengantin, ketika Henry VIII menikah dengan istri pertamanya Catherine dari Aragon. Henry VIII dan Catherine menikah pada tahun 1509 hingga 1533.
[Gambas:Video CNN]
Anne Boleyn yang berasal dari keluarga bangsawan, pernah bertugas di istana Eropa lainnya. Dia dididik dan terampil dalam berbagai hal seperti menari, menyanyi, dan berbagai permainan.
Seperti ayahnya yang seorang diplomat, Anne juga berperan menyambut pejabat asing yang datang ke istana dan punya pengaruh dalam urusan internasional.
Dari kapasitas itu, dia banyak terlibat dengan berbagai pemimpin politik, termasuk Thomas Cromwell, politikus yang menjadi menteri utama di bawah pemerintahan Henry VIII pada tahun 1532.
Raja Henry VIII kemudian jatuh cinta dengan Boleyn dan ingin menikahinya. Namun Boleyn menolak untuk dijadikan sebagai gundik.
Peran Penting Boleyn dalam Sejarah Inggris dan Church of England
Agar Henry VIII dapat menikah dengan Anne Boleyn, dia harus bercerai dengan Catherine dari Aragon. Meski perceraian tidak diperbolehkan di bawah gereja Katolik, namun Henry VIII tetap mencari cara.
Dia berargumen kepada pemimpin gereja Katolik, Paus Clement VII, bahwa pernikahannya dengan Catherine dapat diceraikan, karena Catherine telah menikah dengan saudara laki-laki Henry VIII, Arthur, yang meninggal tak lama setelah pernikahan mereka.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Henry mendasarkan argumen itu pada kitab Imamat di dalam Alkitab, yang mengutuk pernikahan antara seorang pria dengan istri dari saudara laki-lakinya. Dengan dalih itu, menurut Henry VIII, Paus telah melakukan kesalahan dalam pernikahan Henry VIII dan Catherine dari Aragon.
Lantaran Paus Clement VII menolak menceraikan pernikahan tersebut, Henry VIII justru mengambil langkah yang berdampak besar pada sejarah dunia dan agama. Dengan bantuan menteri utama Thomas Cromwell, Henry VIII memutus hubungan Kerajaan Inggris dengan gereja Katolik di Roma.
Raja Henry VIII dan Anne Boleyn kemudian diam-diam menikah pada Januari 1533. Hal ini menyebabkan Henry dan Uskup Agung Canterbury pada saat itu, Thomas Cranmer, dikucilkan dari gereja Katolik.
Pada akhirnya, keputusan ini mengarah pada pendirian Church of England, yang membawa Inggris ke dalam daftar negara penganut Protestan.
Akhir Kisah Tragis Anne Boleyn
Setelah menikah, ternyata rencana Henry VIII untuk punya ahli waris tak berjalan mulus. Pada tahun 1533, Anne Boleyn melahirkan seorang anak perempuan, yang kemudian tumbuh menjadi Ratu Elizabeth I.
Anne sebenarnya hampir memberikan anak laki-laki kepada Henry VIII. Namun Anne mengalami keguguran dan anak laki-laki itu meninggal dunia pada Januari 1536.
Saat itu, Henry VIII yang tak kunjung mendapat keturunan laki-laki, dikabarkan telah menjalin hubungan lain dengan dua pendamping ratu, yakni Madge Shelton dan Jane Seymour.
Berbagai gejolak dan upaya menyingkirkan Boleyn pun dimulai. Selain tuduhan terkait masalah kebijakan luar negeri dan keuangan kerajaan, Boleyn juga dituduh melakukan hubungan inses dengan saudara laki-lakinya sendiri, bahkan dituding menggunakan ilmu sihir untuk menyihir raja.
Atas berbagai tuduhan tersebut, Boleyn dikurung di Menara London, dan dinyatakan bersalah dalam persidangan pada 15 Mei 1536. Boleyn dihukum mati dengan cara dipenggal.
Hanya beberapa hari setelah eksekusi mati Boleyn, Henry VIII menikahi istri ketiganya, Jane Seymour.