Lahir pada tahun 1986 di ibu kota Bangkok, Paetongtarn menempuh pendidikan di sekolah-sekolah top di Thailand dan Inggris.
Semasa pemerintahan Thaksin Shinawatra, Paetongtarn juga kerap mendampingi sang ayah di berbagai kegiatan resmi pemerintah.
"Dia sangat menonjol dan sering terlihat bersamanya (Thaksin). Paetongtarn punya naluri politik seperti Thaksin dan sebagai putri bungsu, banyak hal diwariskan padanya," kata ahli politik Thailand, Thitinan Pongsudhirak dari Chulalongkorn University.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sebagai seorang miliarder di bidang telekomunikasi, ayahnya yakni Thaksin adalah sosok populer di kalangan masyarakat miskin pedesaan.
Saat menang pemilu 2001 lalu, ciri khas bisnis Thaksin yang pro rakyat kecil mengantarkan era kesuksesan ekonomi Thailand. Salah satunya adalah kebijakan tentang pinjaman dan moratorium utang bagi petani serta harga bahan bakar bersubsidi.
Namun pada 2006 ketika dituduh korupsi, Thaksin digulingkan dari pemerintahan dalam kudeta militer dan memilih mengasingkan diri.
Terlepas dari ketidakhadiran Thaksin secara fisik, pengaruhnya atas Partai Pheu Thai tetap kuat.
Selain lewat saudara perempuannya, Yingluck, yang menjadi PM perempuan Thailand pertama di 2011, pengaruh itu juga diwariskan kepada sang putri Paetongtarn.
Thaksin terus mendukung keterampilan politik putrinya dan mengatakan bahwa dia akan menjadi perdana menteri yang baik.
"Sekarang dia telah dewasa, dia memutuskan untuk dirinya sendiri, saya tidak mengendalikannya. Dia memiliki DNA ibunya dan memiliki karakteristik yang tidak saya miliki. Jadi jika dia menjadi perdana menteri, dia akan melakukan lebih baik dari saya," kata Thaksin beberapa waktu lalu.
Jelang pemilu, Paetongtarn berjanji partainya Pheu Thai akan mendapatkan kemenangan besar. Untuk mewujudkannya, sederet janji kampanye terus disuarakan.
Janji-janji kampanye Paetongtarn di antaranya menggandakan upah minimum, menambah dan memperluas layanan kesehatan, dan memotong tarif angkutan umum.
(dna)