Kenapa Erdogan Mulai Susah Payah di Pemilu 2023 Turki?

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2023 20:14 WIB
Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan disebut-sebut susah payah mendapat suara di Pemilu Turki kali ini.
Recep Tayyip Erdogan masih unggul suara dari capres Turki yang lain. (Getty Images via AFP/MICHAEL M. SANTIAGO)

Yon Machmudi juga menyinggung soal situasi ekonomi Turki di bawah pemerintahan Erdogan.

Turki pernah mengalami inflasi hingga 85 persen pada November 2022. Angka ini merupakan inflasi tertinggi selama 25 tahun. Merespons situasi tersebut, Bank sentral Turki memangkas suku bunga untuk ketiga kali dari 12 persen menjadi 10,5 persen.

Erdogan memandang suku bunga tinggi sebagai penyebab inflasi, bukan sebaliknya, yang bertentangan dengan teori ekonomi ortodoks.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait ekonomi, pesaing Erdogan dinilai tak bisa menjamin kondisi ekonomi di negara itu lebih baik.

Warga Turki, lanjut Yon, kini dilematis bakal memilih Erdogan atau Kilicdaroglu.

"Bayang-kembali kepada pemerintahan sekuler yang gagal secara ekonomi di masa lalu juga membuat rakyat tidak sepenuhnya bisa mendukung Kilicdaroglu. Artinya tidak ada pemimpin alternatif yang menjanjikan," ujar Yon.

Ia kemudian berkata, "Pilihannya adalah mempertahankan Erdogan atau kembali ke masa lalu seperti era Kemalisme."

Era Kemalisme yang dimaksud adalah saat Turki berada di bawah kekuasaan Mustafa Kemal Ataturk. Ia membawa negara ini berhaluan sekuler dan nasionalis.

Salah satu kebijakan Ataturk yakni mengganti sekolah-sekolah agama dengan pendidikan umum, menghapus sistem kekhalifahan, dan mengakhiri aturan hukum berbasis agama.

Di putaran kedua pemilu Turki, sejumlah pengamat menilai pertarungan semakin ketat.

"Untuk putaran kedua pasti akan ketat. Erdogan akan head to head dengan Kilicdaroglu. Sementara suara Sinan Ogan yang 5 persen akan menjadi rebutan dua kontestan," ungkap Sya'roni.

Sementara itu, di putaran kedua, Yon menilai Erdogan memiliki kesempatan untuk kembali menguasai Turki.

"Sebagai inkumben yang masih punya pengaruh di birokrasi maka saya melihat Erdogan memiliki kesempatan menang lebih besar," kata Yon.

Pengamat Pengamat dari Institut Kajian Asia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Boris Doglov, juga punya pandangan serupa dengan Yon.

Doglov mengatakan perolehan suara Kilicdaroglu merupakan kemenangan bagi oposisi. Namun, ia meyakini Erdogan tetap menang di putaran kedua.

"Saya yakin Erdogan punya cukup kesempatan untuk menang di putaran kedua," ujar Doglov, seperti dikutip TASS, Senin.

"Dia berkepribadian karismatik dan seorang politikus yang telah membuat langkah besar dalam kebijakan luar negeri."

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER