Kathleen Folbigg Bebas, Ibu yang Dibui 20 Tahun karena Bunuh 4 Bayinya

CNN Indonesia
Senin, 05 Jun 2023 13:27 WIB
Kathleen Folbigg sempat menjalani penjara 20 tahun setelah dituduh membunuh empat bayinya.
Ilustrasi penjara. (iStock/powerofforever)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penantian panjang seorang ibu warga Australia, Kathleen Folbigg, untuk bebas karena tuduhan membunuh empat buah hatinya yang masih bayi kini terwujud.

Pada Senin (5/6), perempuan 55 tahun itu resmi diampuni dan dibebaskan setelah 20 tahun dipenjara karena dituding membunuh empat bayinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Kasus) ini menjadi cobaan yang mengerikan bagi semua orang yang bersangkutan dan saya berharap bahwa tindakan kita hari ini bisa menutup perkara 20 tahun ini," kata Jaksa Agung New South Wales Michael Daley saat konferensi pers, seperti dikutip CNN, Senin (5/6).

Jalan panjang Folbigg mencapai keadilan ini dimulai sejak 2003. Kala itu, dia dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan pembunuhan dan satu pembunuhan tak disengaja seiring dengan kematian empat bayinya sejak 1989.

Anaknya yang pertama meninggal pada 1989, selang 19 hari setelah ia lahir dari hasil satu tahun pernikahannya dengan Craig Folbigg.

[Gambas:Video CNN]

Di tahun berikutnya, putra keduanya, Patrick, meninggal dunia di usia delapan bulan. Disusul putrinya, Sarah, dua tahun kemudian saat berusia 10 bulan dan Laura di usia 18 bulan pada 1999.

Dalam setiap kasus, Folbigg adalah orang yang selalu menemukan mayat anak-anaknya. Tak pernah ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa dia lah yang membunuh keempat anaknya.

Meski begitu, juri percaya bahwa keempat bayi Folbigg tak mungkin meninggal hanya karena sebab alamiah, alasan yang selalu dipakai untuk membuktikan ketidakbersalahannya.

Sebab berdasarkan argumen jaksa penuntut umum, peluang bayi meninggal sebelum menginjak usia 2 tahun sangat rendah dibandingkan peluang babi yang terbang.

Kecurigaan terhadap Folbigg juga diperkuat oleh catatan buku hariannya, yang ditafsirkan juri sebagai pengakuan dari rasa bersalah Folbigg karena telah berbuat jahat kepada anak-anaknya.

Hari kematian Laura, putri keempatnya, merupakan awal mula penyelidikan terhadap Folbigg. Penyelidikan itu berjalan lebih dari dua tahun sebelum Folbig ditangkap dan didakwa.

Selama penyelidikan, kehidupan rumah tangganya berantakan. Suami Folbigg, Craig, bekerja sama dengan polisi untuk mengusut kasus dugaan pembunuhan tersebut.

Sang suami menemukan buku harian istrinya yang selanjutnya diserahkan kepada polisi. Menurut jaksa, buku itu berisi pikiran terdalam seorang ibu yang disiksa oleh rasa bersalah atas peran dia dalam kematian anak-anaknya.

Kendati begitu, hasil pemeriksaan terhadap bayi-bayi itu menunjukkan tak ada bukti bahwa mereka mati lemas akibat siksaan. Meski tak ada bukti fisik, Folbigg tetap jadi pihak yang tertuduh.

Pada 2003, hakim pun memutuskan Folbigg dibui selama 40 tahun penjara. Putusan itu diambil berdasarkan pertimbangan masa lalu Folbigg yang kelam, yakni ayahnya pernah membunuh ibunya ketika dia berusia 18 bulan.

Karena kasus itu, Folbigg dibesarkan di panti asuhan.

Menurut dokumen pengadilan, Hakim Graham Barr mengatakan prospek rehabilitasi Folbigg "bisa diabaikan."

"Dia akan selalu berbahaya jika diberi tanggung jawab untuk merawat anak," katanya.

"Itu tidak boleh terjadi."

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Penyelidikan Kembali Dibuka

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER