Wagner Group Masih 'Gentayangan' di Afrika, Negara Apa Saja?

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2023 17:12 WIB
Pengaruh bayarean Wagner Group dinilai masih kuat meski pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, dinyatakan tewas.
Tentara bayaran Wagner Group di Afrika. (AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Insiden kecelakaan pesawat di wilayah Tver, Rusia yang membawa bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, terus bergulir hingga ada isu pemalsuan kematian.

Wagner Group sendiri merupakan perusahaan militer swasta yang didirikan sejak Tahun 2014 oleh Prigozhin dan Dmitry Utkin.

Wagner Group terkenal sebagai tentara bayaran yang brutal dalam menjalankan aksinya. Wagner Group juga tidak akan berpikir dua kali untuk menghabisi pasukannya yang kedapatan membelot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Deutsche Welle, Wagner Group telah menjalankan operasi militernya di lebih dari 30 negara-negara Eropa, Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Jumlah negara ini bisa bertambah dengan pergerakan Wagner Group yang kian meluas sebagai perusahaan militer independen. Salah satu jejak operasi Wagner Group di negara-negara Afrika.

Berikut daftar wilayah operasi Wagner Group di Afrika:

Libya

Libya merupakan negara di Utara Afrika yang sebagian besar wilayahnya berupa gurun sahara. Di libya, Wagner Group beroperasi untuk mendukung salah satu faksi setelah lengsernya Muammar Gaddafi pada Tahun 2014.

Hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah Rusia untuk menanamkan pengaruhnya dengan keunggulan geostrategis di Afrika Utara.

Rusia menggunakan Wagner untuk membangun komando di pangkalan militer Libya, mempengaruhi infrastruktur Libya, dan membangun jembatan logistik untuk mobilisasi pasukan ke Sahel, Afrika Sub-Sahara, serta Ukraina.

Wagner Group dalam operasinya membantu Tentara Nasional Libya (LNA) dengan dukungan Marsekal Khalifa Haftar yang terhubung langsung dengan pemerintahan Libya Timur, dilansir dari Arab Center Washington DC.

Secara tidak langsung, hal ini membuka pintu bagi Wagner Group untuk mengintervensi Libya.

Pasukan Wagner Group di Libya pernah bersitegang dengan pasukan Italia dan Amerika. Pasukan Wagner menembak jatuh dua drone yang terbang di wilayah Tripoli, Libya. Amerika menuntut pertanggungjawaban Rusia untuk mengembalikan puing-puing pesawat tidak berawak tersebut.

Penembakan tersebut menjadi bukti semakin kuatnya keinginan Moskow untuk mengintervensi Libya melalui tentara bayaran dengan mengatasnamakan Haftar, dikutip dari Reuters.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa saat ini, Haftar memang berusaha untuk merebut ibu kota Tripoli yang berada di bawah otoritas Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya.

Republik Afrika Tengah

Afrika Tengah masuk dalam daftar negara yang terlibat dalam operasi militer Wagner Group. Diperkirakan, terdapat lebih dari 1.000 pasukan Wagner diterjunkan di Republik Afrika Tengah (CAR) sejak 2018.

Misi yang dibawa dalam operasi militer ini adalah perlindungan kepada pemerintahan Faustine-Archange Touadera dari ancaman pemberontak pada perang saudara Afrika Tengah.

Pemerintah Rusia berusaha untuk merebut logam mulia yang sangat potensial di Afrika Tengah. Dikutip dari The Guardian, tak sedikit korban tewas dari pasukan Wagner Group saat melawan para pemberontak terkait penguasaan tambang emas yang menguntungkan di Republik Afrika Tengah.

Keberhasilan Rusia untuk menguasai tambang emas Afrika Tengah akan bisa mengatasi sanksi internasional atas pelanggaran HAM di Ukraina pada Tahun 2022.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Wagner Group Masih 'Gentayangan' di Afrika, Negara Mana Saja?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER