Meski PM Israel ini meluncurkan serangkaian manuver untuk melawan Hamas, tetapi tak membuat dia aman dari kritik.
Pengamat Barat menilai pemerintah Netanyahu kebobolan padahal selama ini mereka dikenal memiliki pertahanan yang kokoh dan ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jurnalis senior yang fokus isu Timur Tengah dan kerap menulis analasis soal Israel dari Haaretz, Ravit Hecht, menyalahkan intelijen militer dan Dinas Keamanan Shin Bet yang dianggap teledor.
Salah satu sumber politik yang akrab dengan dinas keamanan mengatakan intelijen tak menerima informasi soal kemungkinan serangan Hamas dalam beberapa pekan.
"Tidak ada informasi intelijen yang diberikan kepada mereka," kata Hecht mengutip sumber terpercaya, dalam analisisnya yang dirilis Haaretz.
Laporan yang mereka lihat terutama berkaitan dengan provokasi Hizbullah di bagian utara Israel dan situasi yang bergejolak di Tepi Barat.
Informasi baru berdatangan beberapa jam sebelum serangan Hamas muncul.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Menara Komunikasi Militer Israel Digempur Hamas sampai Krisis di Gaza |
Hecth menduga banyak informasi intelijen yang tak ditangani secara serius karena konsepsi selama ini. Konsepsi itu seperti Hamas tak akan berani menyerang, mereka lebih mementingkan ketenangan di Gaza, memilih mengobarkan api di Tepi Barat, dan mempertimbangkan situasi ekonomi.
Netanyahu dan agendanya, lanjut dia, menghancurkan Israel menjadi berkeping-keping.
Situasi Israel yang juga terpecah-belah, bahkan orang-orang di lembaga pertahanan bahkan sempat mogok kerja, membuat Hamas tergoda untuk menyerang.
Hecth menyebut serangan Hamas ini menjadi bukti kegagalan politik Netanyahu.
"Ini merupakan kegagalan yang luar biasa yang sekarang bisa masuk dalam catatan sejarah Benjamin Netanyahu," kata dia dalam laporannya.
Menurut Hecht pemerintah bahkan tak menjalankan fungsinya di masa-masa gelap Israel.
(isa/bac)