Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan menghancurkan Hamas Palestina ketika peperangan antara kedua belah pihak makin memanas.
Sumpah ini disampaikan Netanyahu saat rapat darurat di markas militer Israel pada Minggu (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hamas mengira kami akan dihancurkan. Kamilah yang akan menghancurkan Hamas," kata Netanyahu, dikutip dari Reuters.
Serangan dadakan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu memang memicu balasan gempuran dari Tel Aviv ke Gaza.
Korban tewas akibat perang Hamas vs Israel bertambah menjadi total 4.138 orang per Minggu (15/10) malam.
Berikut tiga petinggi Hamas yang dituduh Israel terkait teroris ISIS:
1. Ismail Haniyeh
Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas yang memimpin sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Pria berusia 60 tahun ini sudah terkenal atas kiprahnya sejak 2006 saat ia ditetapkan sebagai Perdana Menteri Palestina.
Saat itu, Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina yang memicu ketidaksetujuan dari banyak pihak termasuk negara Barat.
Hubungan Hamas dengan Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmud Abbas juga tidak langgeng terutama saat Hamas mengambil kendali penuh atas Jalur Gaza dengan kekerasan pada 2007.
[Gambas:Video CNN]
Dilansir dari Britannica, Haniyeh pernah menjadi sasaran upaya pembunuhan Israel pada 2003 bersama dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.
Haniyeh tinggal di pengasingan sukarela sebagai seorang pragmatis. Ia tinggal berpindah dari Turki dan Qatar.
Nama Haniyeh masuk dalam daftar hitam kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat karena perannya melakukan kampanye terkait perang dan sikap politis Hamas terhadap Israel.
Sejarah keterlibatan Haniyeh dalam Hamas dimulai pada 1987, sejak kebangkitan Palestina atau Intifada Pertama terjadi. Keterlibatan Haniyeh membuatnya dipenjara oleh Israel beberapa kali.
Dikutip AFP, dalam perang Hamas vs Israel yang saat ini tengah berlangsung, Haniyeh terlihat menonton rekaman perang dari televisi, lalu bergabung dengan pemimpin Hamas lainnya dalam doa "bersyukur kepada Allah atas kemenangan ini".
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
2. Mohammed Deif
Deif merupakan musuh bebuyutan Israel yang menjabat sebagai kepala staf Hamas. Ia sudah menjadi target pembunuhan Israel sebanyak enam kali dan masuk dalam daftar "teroris internasional" Amerika Serikat sejak 2015.
Deif dikategorikan sebagai musuh yang sulit ditaklukkan dan ditangkap oleh Israel. Dalam struktur pejabat Hamas, Deif berperan sebagai pemimpin sayap bersenjata, Brigade Ezzedine al-Qassam.
Deif dianggap sebagai dalang di balik serangan militer Hamas yang berlangsung selama 20 tahun terakhir dengan tekadnya mengakhiri semua kejahatan pendudukan Israel, dilansir dari Le Monde.
Namun, di mata para pakar keamanan Israel, Deif hanya memimpin misi bunuh diri masyarakat Palestina.
Sosok Deif sangat misterius dengan keberadaannya yang sampai saat ini sulit dideteksi. Hanya sedikit foto Deif dengan kualitas buruk yang tersebar dalam 20 tahun terakhir. Tempat persembunyian Deif tidak diketahui karena kemampuannya untuk menyamar ke dalam masyarakat.
Deif diangkat sebagai kepala sayap militer Hamas pada 2002 untuk menggantikan pendahulunya, Salah Shehade. Dua tahun sebelumnya, Deif berhasil kabur atau dibebaskan dari penjara yang dikelola oleh Otoritas Palestina pimpinan Yasser Arafat, dikutip dari France 24.
Deif pernah hampir terbunuh atas serangan kelima Israel terhadapnya di Gaza dengan laporan bahwa ia menderita lumpuh. Upaya pembunuhan Israel terhadap Deif terakhir kali terjadi pada 2014 dengan serangan udara ke Gaza yang menewaskan istri dan anaknya.
Kemampuan Deif membuatnya kembali lolos dari serangan Israel. Deif dijuluki sebagai "kucing dengan sembilan nyawa" oleh Israel. Sedangkan, bagi masyarakat Palestina, Deif dianggap sebagai legenda hidup.
3. Yahya Sinwar
Yahya Sinwar merupakan pemimpin kelompok Hamas di Gaza yang terpilih pada 2017 dan mantan komandan sayap militer Hamas.
Pria berusia 61 Ttahun ini mendapat julukan sebagai "orang mati yang berjalan" oleh militer Israel, dilansir dari NBC News.
Sinwar memiliki jabatan tinggi di Hamas atas perannya dalam perjuangan bersenjata melawan Israel dan dianggap oleh kelompok ini sebagai menteri pertahanan mereka.
Sinwar fasih berbahasa Ibrani dan memahami taktik Israel karena sejarahnya dipenjara selama 23 Tahun oleh Israel. Sinwar akhirnya bebas dari penjara Israel pada Tahun 2011 dalam pertukaran tahanan yang melibatkan tentara Prancis-Israel Gilad Shalit yang ditawan oleh Hamas.
Sama seperti pemimpin Hamas lainnya, Sinwar dimasukan dalam daftar "teroris internasional" oleh Amerika Serikat.
Juru bicara militer Israel, Richard Hecht, mengatakan bahwa serbuan Israel ke Gaza kali ini juga menargetkan para pemimpin Hamas, termasuk Sinwar.