ANALISIS

Perang Israel-Hamas, Upaya Netanyahu Amankan Kekuasaan?

CNN Indonesia
Senin, 16 Okt 2023 07:50 WIB
Perang Israel dan milisi di Palestina, Hamas, menjadi sorotan internasional. PM Benjamin Netanyahu pun memutar otak demi mengalahkan kelompok itu.
PM Benjamin Netanyahu mengumumkan kabinet perang Israel. (AFP/HANDOUT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perang Israel dan milisi di Palestina, Hamas, menjadi sorotan internasional. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun memutar otak demi mengalahkan kelompok itu.

Salah satu cara dia adalah "bersumpah akan membalas serangan besar-besaran".

Jauh sebelum perang ini berkecamuk warga Israel sempat demo besar-besaran bahkan internal pemerintah terpecah usai Netanyahu mereformasi sistem peradilan. Publik menganggap perubahan itu melemahkan sistem pengawasan ke pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari itu, apakah upaya Netanyahu atasi perang sanggup mengamankan kekuasaan?

Pengamat Studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan strategi perang Netanyahu untuk melawan Hamas tak cukup mampu mengamankan posisi dia.

"Bisa jadi perang ini dijadikan mobilisasi oleh Netanyahu untuk melawan musuh bersama," ujar Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/10).

Ia kemudian berkata, "Hanya saja saya melihat ini akan menjadi serangan balik dari rakyat Israel yang menganggap Netanyahu gagal melindungi rakyatnya."

Musuh bersama yang dimaksud yakni Hamas. Milisi ini menyerang Israel dari darat, laut, dan udara. Sejumlah anggota Hamas bahkan berhasil merangsek ke wilayah Israel dan menyusup ke desa-desanya.

Menanggapi serangan Hamas, Netanyahu mengeluarkan komentar tak terduga. Ia mengumumkan "warga Israel, kita sedang berperang."

Netanyahu lantas meluncurkan serangan besar-besaran ke daerah yang dikendalikan Hamas, Jalur Gaza; mengirim ratusan ribu tentara cadangan ke dekat perbatasan wilayah itu; hingga membentuk unit khusus perang.

Melihat tanggapan Netanyahu, Yon pesimis dia bisa mengamankan kursi PM lebih lama.

Menurut Yon, rakyat mulai sadar bahwa mereka tak sudi menjadi korban ambisi politik Netanyahu yang mengedepankan perang.

[Gambas:Video CNN]

"Saya prediksi Netanyahu akan tumbang karena ambisi perangnya yang tidak sepenuhnya didukung rakyatnya," lanjut dia.

Dugaan Yon tak jauh berbeda dengan hasil jajak pendapat yang dirilis Dialog Center pada Kamis. Survei ini melibatkan 620 warga Israel dari berbagai negara.

Hasil jajak pendapat itu menyebut 56 persen warga Israel ingin Netanyahu mengundurkan diri dari kursi PM usai konflik dengan Palestina berakhir.

Momen ini juga bisa menjadi jalan bagi kelompok yang kontra terhadap Netanyahu untuk mendepak dia dari pemerintahan, demikian menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Muhammadiyah Riau Fahmi Salsabila.

"Fokus sekarang semua tertuju bagaimana menghancurkan atau membalas Hamas. Setelah reda [perang ini] bisa jadi amunisi oposisi untuk menjatuhkannya dari kekuasaan," kata Fahmi.

Kembali ke hasil survei Dialog Center, sebanyak 86 persen responden mengaku serangan mendadak dari Gaza merupakan kegagalan pemerintah Israel saat ini.

Tak hanya itu, 94 persen responden juga meyakini pemerintah harus bertanggung atas kesiapan yang minim sehingga menyebabkan serangan kali ini terjadi, demikian dikutip Jerusalem Post.

Lanjut baca ke halaman berikutnya...

Manuver Perang Kian Bikin Netanyahu Terpojok

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER