AS Ngamuk ke Prancis yang Mau Akui Negara Palestina: Sembrono!

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Jul 2025 10:10 WIB
AS marah-marah soal keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.
Menlu AS Marco Rubio (kiri) menganggap langkah Prancis akui Palestina sebagai tindakan sembrono. (AFP/Andrew Caballero-Reynolds)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat mengecam keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) September mendatang.

Melalui kicauan di X, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menganggap keputusan Macron dan Prancis itu "tindakan sembrono" dan hanya menguntungkan propaganda Hamas yang menghambat perdamaian."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AS menolak keras rencana @EmmanuelMacron untuk mengakui negara Palestina di Majelis Umum PBB. Keputusan sembrono ini hanya menguntungkan propaganda Hamas dan menjadi kemunduran upaya perdamaian. Ini tamparan keras bagi korban (warga Israel) atas serangan 7 Oktober 2023 lalu," ucap Rubio dalam kicauannya di X pada Jumat (25/7).

Sebelumnya, Macron menyatakan bahwa dirinya akan meresmikan keputusan Prancis untuk secara resmi mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB yang akan digelar pada bulan September mendatang.

"Sesuai dengan komitmen historis kami terhadap perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina," tulis Macron di X seperti dikutip Al Jazeera.

Saat ini, sedikitnya 142 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui atau menyatakan niatnya untuk mengakui negara Palestina. Namun, sejumlah negara Barat berpengaruh termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman hingga kini menolak untuk melakukan hal yang sama.

Sementara itu, Kanada juga berencana mengikuti langkah serupa Prancis. Ottawa akan mendeklarasikannya secara resmi dalam Sidang Majelis Umum PBB nanti.

Beberapa anggota Uni Eropa seperti Norwegia, Irlandia, dan Spanyol telah menyampaikan pada Mei lalu bahwa mereka telah memulai proses pengakuan terhadap negara Palestina.

Namun keputusan Macron dipandang sebagai langkah besar karena menjadikan Prancis, salah satu sekutu terdekat Israel sekaligus anggota G7 dan anggota Dewan Keamanan PBB, sebagai negara terbesar dan paling berpengaruh di Eropa yang akan mengambil keputusan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam langkah itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang "mengganjar terorisme dan berisiko menciptakan proksi Iran baru."

"Negara Palestina dalam kondisi saat ini akan menjadi landasan peluncuran untuk melenyapkan Israel, bukan hidup berdampingan secara damai," katanya di X.

Netanyahu juga menambahkan, "Mari kita perjelas: yang dicari Palestina bukanlah negara di samping Israel, melainkan menggantikan keberadaan Israel."

Membela keputusan sang presiden, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, mengatakan asumsi AS dan Israel soal pengakuan terhadap Palestina hanya menguntungkan Hamas adalah salah besar.

Menurutnya, rencana Prancis mendukung solusi dua negara yakni pembentukan negara Israel beriringan dengan Israel adalah langkah berlawanan dengan Hamas.

"Hamas selalu menolak solusi dua negara. Dengan mengakui Palestina, Prancis justru melawan organisasi teroris itu," kata Barrot di X.

Meskipun mendukung solusi dua negara tetap menjadi posisi resmi Amerika Serikat selama ini, Presiden Donald Trump telah menyatakan keraguannya terhadap kelayakan solusi tersebut.

Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, Trump bahkan mengusulkan agar AS "mengambil alih" Gaza, memindahkan lebih dari dua juta penduduk Palestina di wilayah tersebut, dan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah."

Rencana Trump tersebut telah dikecam oleh kelompok HAM, negara-negara Arab, rakyat Palestina, serta PBB sebagai bentuk "pembersihan etnis."

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER