Ratusan mantan pejabat keamanan Israel, mulai dari Mossad, Shin Bet, hingga militer mendesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyetop agresi di Jalur Gaza, Palestina.
Al Jazeera melaporkan lebih dari 600 mantan pejabat keamanan tersebut menandatangani surat terbuka yang ditujukan kepada Trump yang berisi desakan agar sang Presiden AS menekan sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan agresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua yang dapat dicapai dengan kekuatan telah tercapai. Para sandera tidak bisa menunggu lebih lama lagi," demikian keterangan kelompok yang menamakan diri Commanders for Israel's Security (CIS) tersebut.
Surat ini diunggah di media sosial setelah kelompok milisi Palestina mengunggah video yang menunjukkan dua sandera Hamas di Gaza dalam keadaan kurus kering. Kondisi para sandera itu menegaskan krisis kelaparan akut yang tengah dialami 2,1 juta warga Gaza, yang selama ini dibantah oleh Israel.
"Hentikan perang Gaza! Atas nama CIS, kelompok terbesar Israel yang terdiri dari mantan jenderal militer dan Mossad, Shin Bet, Polisi, serta setara dengan Korps Diplomatik, kami mendesak Anda untuk menghentikan perang di Gaza," demikian pernyataan CIS, seperti dikutip Al Jazeera.
Agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 60.800 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan. Ratusan ribu orang terluka dan belasan ribu orang masih menghilang.
Masyarakat dunia belakangan kompak mengutuk agresi brutal Israel karena telah mengakibatkan 2,1 juta warga Gaza dilanda krisis kelaparan akut.
Israel tak pernah mengakui ada krisis kelaparan di Gaza dan terus menolak seruan gencatan senjata.
Israel saat ini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional. November lalu, Mahkamah Pidana Internasional juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
(blq/bac)