Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan kekhawatiran mereka terkait rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil alih Jalur Gaza Palestina sepenuhnya.
Asisten sekretaris jenderal PBB Miroslav Jenca menyuarakan kekhawatiran itu saat rapat dengan Dewan Keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tindakan seperti itu akan menimbulkan konsekuensi bencana dan bisa semakin membahayakan nyawa para sandera yang tersisa di Gaza," kata Jenca pada Selasa (5/8), dikutip Reuters.
Jenca menegaskan hukum internasional dengan jelas menyatakan bahwa Gaza harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan.
Selain Jenca, perwakilan China untuk PBB Geng Shuang juga menyampaikan hal serupa. Dia menilai langkah Israel menimbulkan kekhawatiran besar.
"Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan tindakan berbahaya itu," ungkap Geng.
Dia lantas meminta negara-negara yang punya pengaruh untuk mengambil langkah yang membawa keamanan bagi warga Gaza.
Netanyahu berencana mencaplok total Jalur Gaza. Menurut dia dan pendukungnya operasi skala penuh dilakukan demi menyelamatkan para sandera.
Pemerintah Israel akan memutuskan rencana pencaplokan itu dalam rapat yang disebut digelar besok, Kamis.
Namun, rencana itu ditolak banyak pihak termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel. Dia menilai operasi tersebut bisa menjadi jebakan jika diteruskan.
Keluarga sandera juga menyampaikan penolakan itu. Mereka bahkan menyebut Netanyahu penipu.
"Netanyahu sedang mempersiapkan penipuan terbesar. Klaim berulang soal pembebasan sandera melalui kemenangan militer adalah kebohongan dan penipuan publik," demikian pernyataan dalam forum itu, pekan lalu.
Saat ini, terdapat 50 sandera yang diyakini berada di Gaza, sekitar 20 diantaranya dilaporkan masih hidup.
(isa/rds)