Miguel Uribe, Capres Kolombia yang Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran

CNN Indonesia
Rabu, 13 Agu 2025 06:44 WIB
Capres Kolombia Miguel Uribe meninggal dunia usai dua bulan kritis imbas tertembak dua kali saat berkampanye pada awal Juni lalu.
Senator sekaligus calon presiden Kolombia Miguel Uribe meninggal dunia usai dua bulan kritis imbas tertembak dua kali saat berkampanye pada awal Juni lalu. (Foto: AFP/RAUL ARBOLEDA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Senator sekaligus calon presiden Kolombia Miguel Uribe meninggal dunia usai dua bulan kritis imbas tertembak dua kali saat berkampanye pada awal Juni lalu.

Uribe disemayamkan di gedung Kongres Bogota sebagai bentuk penghormatan hingga Rabu (13/8) waktu lokal sebelum dimakamkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uribe ditembak di bagian kepala saat berkampanye di Bogota pada 7 Juni lalu setelah mengumumkan pencalonan diri dalam pemilu pada Oktober 2024 lalu.

Saat penembakan terjadi, Uribe memang belum resmi menjadi capres Kolombia dari partai Democratic Center. Partai belum menentukan jagoannya sebab proses pilpres baru akan berlangsung pada Maret 2026.

Pelaku merupakan pembunuh bayaran berusia 15 tahun.

Uribe adalah seorang politikus berusia 39 tahun. Dia merupakan bagian dari Partai Democratic Center, sayap kanan politik Kolombia.

Pria lulusan Harvard itu berasal dari keluarga terkemuka di Kolombia. Dia cucu dari Julio César Turbay Ayala, Presiden Kolombia 1978-1982 yang telah meninggal dunia pada 2005.

Ibu Uribe adalah Diana Turbay, seorang jurnalis yang diculik kartel narkoba Medellin. Diana tewas dalam operasi penyelamatannya pada 1991.

Nenek Uribe adalah Nydia Quintero de Balcázar. Balcázar merupakan pendiri organisasi Solidarity for Colombia.

Dikutip Reuters, Miguel Uribe memulai karier politik pada 2022. Dia memulai langkah dengan terjun di politik lokal Bogota.

Sosok muda Uribe dianggap sebagai pembawa panji partai sayap kanan Kolombia. Dia banyak memperjuangkan isu-isu keamanan dan investasi asing.

Ia bahkan mendeklarasikan pencalonannya dalam pilpres mendatang pada 2024 lalu di lokasi pembunuhan mendiang ibunda.

"Saya bisa saja tumbuh dengan mencari pembalasan dendam, tetapi saya memutuskan untuk melakukan hal yang benar: memaafkan, tetapi tidak pernah melupakan," ujar Uribe saat deklarasi.

Selama masa kampanye dan sebelum penembakan terjadi, Uribe menjadi salah satu kandidat pilpres yang populer dalam survei pemilu.

Dia langsung digadang-gadang bakal menjadi wajah baru Partai Democratic Center lantaran gayanya yang vokal bahkan berani blak-blakan mengkritik presiden saat ini, Gustavo Petro.

(rds)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER