Turki Bangun Shelter Bom sampai India Dipatok Tarif Impor 50 Persen
Pemerintah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui rencana untuk membangun shelter bom di seluruh provinsi di negaranya.
Sementara itu Amerika Serikat resmi menetapkan tarif impor hingga 50 persen atas India.
Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Kamis (28/8).
Erdogan Perintah Bikin Shelter Bom di Seluruh Turki, Persiapan Perang?
Pemerintah Turki memulai pembangunan tempat perlindungan bom atau shelter di seluruh 81 provinsi, menyusul perang terbaru antara Israel dan Iran pada Juni lalu.
Seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan menyetujui proyek ini dalam rapat kabinet pada Juni lalu, ketika konflik Israel-Iran memanas.
Badan Pembangunan Perumahan Turki (TOKI) ditugaskan melaksanakan pembangunan tersebut.
Rencana ini sejalan dengan rekomendasi laporan Akademi Intelijen Nasional Turki yang menyoroti pentingnya sistem peringatan dini dan pembangunan tempat perlindungan setelah perang 12 hari antara Israel dan Iran.
Lihat Juga : |
PM Australia Albanese Murka ke Iran, Tuduh IRGC Teroris
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berencana memasukkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris, menyusul tuduhan soal serangan anti-semit terhadap sinagog di Melbourne dan Sydney tahun lalu.
"Saya bisa mengumumkan pemerintah akan secara resmi memasukkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris," kata Albanese saat konferensi pers pada Selasa (26/8).
Albanese menekankan Australia punya pesan jelas menentang anti semitisme dan kekerasan. Pengumuman tersebut muncul bersamaan dengan hasil penyelidikan terkait serangan ke sinagog tahun lalu.
Kepala Badan Keamanan dan Intelijen Australia (ASIO) Mike Burgess mengatakan para komandan IRGC berada di balik serangan di Lewi's Continental Kitchen Sydney pada 20 Oktober 2024 dan Sinagog Adass Israel di Melbourne pada Desember di tahun yang sama.
Trump Tetapkan Tarif Impor 50 Persen ke India
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menetapkan tarif impor sebesar 50 persen atas India. Tarif baru tersebut berlaku mulai hari ini, Rabu (27/8).
Tarif impor ini membuat hubungan AS-India memanas, terlebih Gedung Putih tak menawarkan negosiasi di detik-detik jelang batas waktu untuk mengurangi tarif.
Trump mulanya menjatuhkan tarif ke India 25 persen gara-gara mereka membeli minyak Rusia. Setelah hubungan kedua negara memanas, AS semakin menambah tarif sehingga bea masuk total jadi 50 persen.
Barang-barang itu mencakup pakaian, perhiasan, alas kaki, pakaian olahraga, furniture, dan bahan kimia.
Barang-barang yang dikecualikan antara lain, baja, aluminum dan produk turunannya, tembaga dan barang yang dikenai tarif terpisah berdasarkan UU Perdagangan Keamanan Nasional.
Lihat Juga : |