Indonesia Minta Timor Leste Gelar Penyelidikan Penembakan Warga NTT

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2025 01:35 WIB
Kemlu mengatakan KBRI Dili telah meminta Timor Leste melakukan penyelidikan penembakan warga NTT saat bentrok soal perbatasan.
Kemlu mengatakan KBRI Dili telah meminta Timor Leste melakukan penyelidikan penembakan warga NTT saat bentrok soal perbatasan. (CNN Indonesia/Elly)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia meminta Timor Leste melakukan penyelidikan usai warga negara Nusa Tenggara Timur (NTT) tertembak saat bentrok soal perbatasan.

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili telah mengambil tindakan terkait insiden itu.

"Terkait peristiwa ini, KBRI Dili telah melakukan tindak lanjut yaitu: menyampaikan kepada otoritas berwenang di Timor Leste untuk dapat melakukan penyelidikan atas insiden ini dan bersama-sama melakukan evaluasi agar tidak terjadi kejadian serupa di masa depan," kata Judha dalam rilis resmi, Rabu malam (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Judha juga mengatakan KBRI Dili telah menyampaikan nota diplomatik ke pemerintah Timor Leste. Mereka sepakat proses survei di 12 lokasi rawan bisa ditunda untuk mencegah eskalasi ketegangan di perbatasan Indonesia dan Oecusse.

Selain itu, Duta Besar RI untuk Dili Okto Dorinus Manik juga telah menyampaikan "concern" ke Wakil Perdana Menteri Timor Leste Mariano Assanami Sabino.

"Keduanya sepakat untuk menunda kegiatan survei bersama, meminta masing-masing warga untuk saling menahan diri," imbuh Judha.

Judha menerangkan perwakilan KBRI Dili di Oecusse sudah meninjau lokasi kejadian dan bertemu serta berkoordinasi langsung dengan seluruh pihak terkait. Melalui Atase Kepolisian dan Atase Pertahanan, KBRI Dili juga terus berkoordinasi erat dengan Pamtas dan Polda NTT dalam rangka penyelidikan.

Judha meminta masyarakat tenang dan sementara waktu tak melakukan aktivitas di patok provinsi 36.

Kronologi versi Kemlu

Dalam rilis itu, Judha membeberkan kronologi kejadian hingga terjadi perselisihan.

Pada Senin 25 Agustus 2025 sekitar pukul 09.00 pagi WITA, 24 warga Dusun Nino, Desa Inbate, Timor Tengah Utara (TTU), NTT melaksanakan kegiatan gotong royong membuka lahan untuk persiapan menanam jagung di sekitar patok Provinsi 36.

Pada saat kegiatan berlangsung, tim survei perbatasan dari Timor Leste melakukan kunjungan ke wilayah perbatasan Desa Inbate, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Tim Timor Leste terdiri dari dua pejabat dinas pertanahan dan lima pengawal bersenjata lengkap dari polisi perbatasan (UPF). Pada prinsipnya kegiatan survei ini berada dalam payung kegiatan survei gabungan antara Timor-Leste dan Indonesia (Joint Field Survey).

"Namun pada tanggal tersebut tim survei Timor Leste bergerak lebih awal tanpa tim survei Indonesia," kata Judha

Berdasarkan informasi dari para pihak terkait dan kunjungan langsung ke lapangan oleh tim KBRI Dili, ditemukan fakta bahwa insiden ini terjadi karena adanya miskomunikasi dan kesalahpahaman antara Tim Pembangunan patok Timor Leste dengan masyarakat Indonesia di wilayah Inbate, Timor Tengah Utara.

Tim Survey Timor Leste tiba di lokasi tanpa didampingi tim dari Indonesia, sedangkan masyarakat setempat masih menolak pembangunan patok batas tersebut sehingga terjadi ketegangan yang memicu terjadinya insiden tersebut.

Sebelumnya, warga Desa Inbate Paulus Oki dilaporkan tertembak saat bentrok dengan aparat Timor Leste ketika mempertahankan batas negara yang diduga digeser pihak Timor Leste.

Menurut Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, dari hasil pemeriksaan terhadap warga yang terlibat bentrok, penyebab penembakan yakni tindakan aparat Timor Leste yang ingin membangun pilar (patok) batas negara yang diduga masuk ke dalam wilayah Indonesia.

"Penyebabnya: adanya tindakan dari aparat Timor Leste yang ingin membangun pilar batas negara yang diduga masuk dalam wilayah RI," ujar Eliana pada Senin malam.

(fea/ada/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER