Trump Minta Selidiki Hubungan Epstein dengan Sejumlah Tokoh

CNN Indonesia
Minggu, 16 Nov 2025 04:15 WIB
Presiden AS Donald Trump meminta Jaksa Agung Pam Bondi menyelidiki hubungan terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein dengan sejumlah tokoh publik.
Presiden AS Donald Trump meminta Jaksa Agung Pam Bondi menyelidiki hubungan terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein dengan sejumlah tokoh publik. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Jaksa Agung Pam Bondi menyelidiki hubungan terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein dengan sejumlah tokoh berprofil tinggi.

Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Partai Demokrat merilis email dari mendiang Epstein yang menyebut nama Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menuduh Partai Demokrat mencoba mengalihkan perhatian dari persoalan politik mereka dengan mengungkit kembali keterkaitannya dengan Epstein.

Ia menyebut pihak lawan sedang menggunakan isu Epstein untuk menutupi kegagalan mereka, termasuk kebijakan yang menurutnya mengarah pada penutupan pemerintahan.

Trump menyampaikan ia akan meminta penyelidikan terhadap berbagai nama yang tertera dalam komunikasi Epstein.

"Saya akan meminta Jaksa Agung Pam Bondi dan Departemen Kehakiman, bersama para patriot kita di FBI, untuk menyelidiki keterlibatan dan hubungan Jeffrey Epstein dengan Bill Clinton, Larry Summers, Reid Hoffman, JPMorgan, Chase, dan banyak orang serta institusi lainnya, untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka" tulis Trump, Jumat (14/11), melansir CNN.

Tak lama setelah itu, Bondi mengonfirmasi ia akan menjalankan perintah tersebut. Ia menunjuk Jay Clayton, jaksa federal distrik selatan New York, untuk memimpin penyelidikan.

"Terima kasih, Pak Presiden," tulis Bondi dalam unggahan di X yang menampilkan tangkapan layar permintaan Trump.

Awal tahun ini, setelah Bondi meminta FBI meninjau ulang dokumen Epstein, Departemen Kehakiman dan FBI menyimpulkan tidak ada dakwaan baru yang dapat diajukan berdasarkan bukti yang tersedia.

Namun langkah terbaru Trump menjadi upaya paling signifikan untuk merespons dorongan dari Demokrat dan sebagian Republikan yang ingin seluruh dokumen kasus Epstein dirilis ke publik.

Reaksi publik pun semakin melebar. Podcaster konservatif Megyn Kelly mempertanyakan mengapa pemerintah tidak langsung merilis dokumen tersebut, sambil mengatakan penundaan justru membuat Trump tampak seperti satu-satunya pihak yang disorot.

Reid Hoffman, salah satu tokoh yang turut disebut Trump, mengecam langkah tersebut melalui unggahan panjang di X. Ia menyebut permintaan investigasi itu hanya upaya untuk menghindari publikasi dokumen. Hoffman kemudian menegaskan ia tidak akan tunduk pada tuduhan Trump yang menurutnya tidak berdasar.

Juru bicara Bill Clinton juga memberikan tanggapan serupa. Ia menyatakan email yang dirilis membuktikan bahwa Clinton "tidak melakukan apa pun dan tidak mengetahui apa pun," serta menyebut polemik ini hanya "kebisingan politik" untuk mengalihkan perhatian dari isu lain.

JPMorgan Chase, yang namanya ikut disinggung Trump, mengatakan hubungan bank dengan Epstein telah dihentikan bertahun-tahun sebelum Epstein ditangkap. Pihak bank menyatakan penyesalan pernah berhubungan dengan Epstein, namun menegaskan mereka tidak berperan dalam kejahatannya.

Di Kongres, Trump sebelumnya gagal menghalangi upaya anggota DPR yang mendorong pemungutan suara terkait publikasi dokumen Epstein. Gedung Putih bahkan menggelar pertemuan Situasi Keamanan untuk meyakinkan sejumlah anggota parlemen agar tidak melanjutkan proses tersebut.

Namun upaya itu tidak berhasil, dan Ketua DPR Mike Johnson kini berencana menggelar pemungutan suara minggu depan.

Penyelidikan baru yang diperintahkan Trump tersebut berpotensi memberi alasan formal bagi Departemen Kehakiman untuk menahan dokumen itu dari Kongres, karena dokumen terkait perkara yang sedang diselidiki biasanya tidak boleh dipublikasikan guna menjaga integritas penyidikan.

Seorang analis hukum menyebut hal ini dapat menjadi dasar bagi anggota Kongres untuk menolak publikasi dokumen Epstein.

Sementara itu, beberapa pejabat pemerintah dan sekutu politik Trump mengaku bingung dengan strategi yang diambil Gedung Putih. Ada yang berpendapat respons Trump dan cara ia mengatasi isu ini justru memperkuat perhatian publik terhadap kasus Epstein.

Salah satu sumber menyebut Trump meminta para pejabat menunggu informasi keluar dulu, lalu menanggapinya sebagai isu yang dilebih-lebihkan atau tidak terbukti.

Meski tidak dituduh terlibat dan tidak menerima maupun mengirim email yang dirilis, Trump tetap meluapkan kekesalannya melalui berbagai unggahan, termasuk menyindir anggota Partai Republik yang mendukung publikasi dokumen. Ia menyebut isu Epstein sebagai "penipuan lain" yang diarahkan kepada Demokrat.

Dalam perjalanan menuju Mar-a-Lago, Trump mengatakan kepada wartawan hubungannya dengan Epstein buruk selama bertahun-tahun. Ia kembali menekankan penyelidikan seharusnya difokuskan pada tokoh-tokoh yang disebut dalam dokumentasi Epstein.

Sementara itu, ribuan email Epstein yang ditinjau CNN menunjukkan komunikasi Epstein dengan berbagai tokoh politik dan bisnis, termasuk Demokrat terkemuka. Tidak ada bukti dalam email-email tersebut yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam kejahatan Epstein.

Clinton misalnya, sempat bepergian dengan pesawat milik Epstein pada awal 2000-an untuk keperluan yayasan, namun tidak pernah menjadi subjek penyelidikan kriminal terkait Epstein.

JPMorgan sebelumnya telah membayar total US$365 juta atau setara Rp6,09 triliun (asumsi kurs Rp16.712 per dolar AS) dalam dua penyelesaian hukum terkait gugatan dari penyintas Epstein, tanpa mengakui atau menyangkal kesalahan.

(del/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER