Pada pertengahan Oktober, Israel menahan bantuan kemanusiaan dan pasokan media ke Gaza di tengah gencatan senjata fase pertama, meski kewajiban itu tercantum dalam perjanjian gencatan senjata.
Selama ini bantuan kemanusian yang masuk berupa makanan, susu formula untuk bayi hingga alat kesehatan.
Menurut laporan kantor media Turki Anadolu Agency, hanya 3.203 truk yang masuk ke Gaza dari 13.200 truk berdasarkan kesepakatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhir Oktober, Israel kembali melakukan serangan udara dan infiltrasi darat di wilayah Rafah, Beit Hanoun, dan Khan Younis.
Israel membunuh 109 orang, termasuk 52 anak-anak, setelah baku tembak di Rafah yang menewaskan seorang tentara Israel, seperti dikutip Al Jazeera.
Militer Israel, pekan ini melancarkan serangan sebagai respon terhadap insiden yang mereka klaim melibatkan penembakan terhadap pasukan mereka di Khan Younis.
Hamas menolak klaim Israel dan menyebut serangan terbaru sebagai "eskalasi berbahaya" yang menewaskan sedikitnya 33 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pada Sabtu (22/11) Israel melakukan serangan besar-besar ke beberapa titik di Gaza. Di lingkungan Rimal, kota Gaza, mereka menyerang sebuah kendaraan, menewaskan 11 orang dan sedikitnya 20 warga Palestina luka-luka.
Serangan berlanjut menargetkan sebuah rumah di dekat Rumah Sakit Al-Awda di Gaza tengah menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 11 orang.
Serangan juga terjadi di kamp Nuseirat di Gaza tengah yang menewaskan sedikitnya tujuh orang termasuk seorang anak, dan sedikitnya 16 luka-luka.
Serangan lainnya, menargetkan sebuah rumah di Deir al-Balah di Gaza tengah yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang wanita, seperti dikutip AP News.
(rnp/bac)