Jakarta, CNN Indonesia -- Pelecehan seksual adalah bentuk kekerasan, dimana korban dipaksa terlibat dalam aktivitas seksual. Kondisi ini terjadi pada berbagai kalangan, yang paling sering menjadi 'mangsa' adalah anak-anak. Mereka bisa menjadi pemuas seksual bagi sebagian orang.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 25 persen anak pernah mengalami pelecehan seksual sebelum usia 18 tahun. Namun begitu, hanya sekitar 16 persen yang melaporkan pengalaman pelecehan seksual pada orang lain. Sekitar 3 persen pelaku pelecehan yang berhasil ditangkap dan dijerat secara Pidana.
Kenyataannya, sebagian besar pelaku pelecehan seksual bebas dan dapat mencari korban anak baru di antara masyarakat.
Berikut 5 cara untuk menghindarkan anak dari pelecehan seksual:
Tubuhmu adalah milikmu
Anak-anak harus diajarkan bahwa tubuh mereka tidak boleh disentuh orang lain tanpa seizin mereka. Ajari juga mereka mengenai alat kelamin dan fungsinya tentunya dengan cara yang menyenangkan dan bisa dipahami.
Anak-anak juga harus diajari untuk berkata tidak jika ada orang yang menyentuh mereka dengan tidak pantas dan bagaimana menghindari situasi seperti itu.
Sentuhan baik dan sentuhan burukAnak-anak belum paham mengenai sentuhan yang baik dan tidak. Katakan pada mereka bahwa tidak baik jika ada yang menyentuh mereka di bagian terlarang. Apa bagian terlarang itu adalah area yang dilindungi oleh pakaian dalam.
Batasan ini bisa membuat mereka mengerti mana sentuhan yang baik dan mana sentuhan yang buruk.
Rahasia baik dan rahasia buruk
Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual seringkali menjadi pendiam. Mereka menyimpan rahasia karena tidak ingin diketahui atau mendapat ancaman dari pelaku.
Ajarkan kepada anak-anak untuk membedakan apa rahasia yang baik dan apa rahasia yang buruk. Setiap hal yang membuat mereka tidak nyaman, gusar, ketakutan atau sedih, tidak boleh dirahasiakan.
Anak-anak harus diajarkan berkomunikasi dengan orangtuanya untuk mengungkapkan hal-hal seperti itu.
Menjadi orangtua yang perhatian
Ketika anak-anak menjadi korban pelecehan, mereka menjadi malu, takut, dan bersalah. Orangtua harus terbuka membicarakan masalah seks.
Pastikan anak-anak mengerti kepada siapa mereka harus curhat atau mengadu ketika mengalami hal yang tidak menyenangkan. Orangtua harus mengerti ketika ada yang berubah dengan perilaku anaknya.
Mencari perlindunganSeringkali anak-anak tidak mengetahui harus mengadu kepada siapa saat mereka menjadi korban kekerasan seksual. Mereka harus diberi pemahaman siapa saja orang yang mereka percaya. Anak harus diberi pemahaman agar mereka melaporkan jika ada orang lain yang suka memberi mereka hadiah, atau minta menyimpan rahasia, dan sering mengajak mereka pergi berdua. Hal ini untuk mengetahui potensi orang yang mungkin menjadi pelaku kekerasan seksual.
(rkh/rkh)