Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu, kasus murid melawan guru menjadi perhatian masyarakat. Jenis kasusnya pun beragam. Ada guru yang dipidanakan orang tua karena mencubit murid. Ada pula foto siswa yang berani bersikap kurang patut dengan menunjuk guru yang sedang berada di mejanya.
Apa yang salah dengan kejadian mengerikan tersebut? Sebegitu burukkah mental pelajar saat ini?
Efnie Indrianie, Psikolog Anak menjelaskan, terdapat tiga model pola asuh, otoriter, demokratis dan permisif. Ketiganya memiliki efek yang berbeda pada anak.
"Untuk budaya Timur, arus pola asuh lebih cenderung otoriter, menegaskan mana yg boleh dan tidak," jelas Efnie, saat ditemui beberapa waktu lalu di Kidzania Pasific Place, Jakarta Selatan.
Di sinilah kunci pola asuh yang harus diterapkan orang tua. Permisif sering digunakan oleh negara Barat, dengan memperbolehkan anak melakukan apa yang dia inginkan. Meski begitu, ini tidak bisa sepenuhnya diterapkan di Indonesia.
Efnie menambahkan, pengalaman budi pekerti adalah poin yang paling berpengaruh. Orang tua bisa memakai pola asuh demokratis dengan memberi bekal tersebut. Orang tua harus bisa memberi pengertian pada anak tentang apa yang ada di sekolah.
"Ketika guru membuat aturan yang menuntut rasa tanggung jawab dan tidak diberikan secara optimal, biasanya dia aan mngekspresikan itu jadi melawan guru," kata Efnie.
Bagaimana bila anak mengadu tentang perlakuan guru di sekolah?
Sebagai orang tua, lanjut Efnie, kunci paling penting adalah self controling, atau pengendalian diri.
"Jangan merespon dengan emosi dulu, tenangkan diri. Analisa kenapa anak dihukum dan lain agar ada introspeksi," jelasnya.
(rkh/rkh)