Jakarta, CNN Indonesia -- Begitu banyak jendela di antara ruang-ruang. Ada begitu banyak pintu di antara ruang-ruang. Ngobrol soal makhluk cinta maka dia bisa menembus dari ruang manapun. Dari atap rumah, dapur, bahkan menyelinap lewat sela ruang tanpa deodorant di tubuhmu.
Cinta memang aneh, kadang juga nyebelin. Mendadak dia bisa hilang-muncul jadi horor mata satu. Jadi kejam. Jadi mengerikan. Jadi setan. Jadi tuyul bahkan jadi bom. Jadi manipulator. Jadi predator. Jadi hoax. Jadi film strips. Jadi kartun strips. Jadi comic strips. Waspada!
Membahas cinta atau mempelajari cinta tak semudah seperti bikin nasi goreng atau ceplok telor mata sapi. Akibat cinta bisa menjadi ajang putus cinta. Konon bunuh diri karena cinta ditolak juga ada. Waspadalah.
Itu sebabnya, jangan bermain api dengan cinta sesuka hati tanpa kontrol positif dari dirimu dan orangtua, keluarga. Back street, ups! Lebih banyak negatifnya deh. Jangan ya. Segala hal-apapun itu, pasti baik dan benar atas restu kedua orangtuamu. Pasti jadi hebat dan top.
Cinta bisa membunuh, mengecup bibir, mencium kening, bahkan menggigit jari manis seperti makan bubble gum. Hih! Ngeri ya. Enggak juga sih. Ini sekadar kisah bagai prosa malang melintang soal negatif cinta. Agar dikau tetap waspada. Supaya tak langsung jreng! Jatuh Cinta. Bahaya.
Waspada dengan cinta. Tiba-tiba cinta bisa datang dengan bunga dalam senyum termanis, tercantik, terindah bikin hati aduhai melayang terbang tinggi. Jatuhnya kepelimbahan jua, sebab cinta. Segera tinggalkan cinta jelek itu jadi kutu.
Ada banyak kasus soal cinta. Bisa terang dan gelap. Tak mudah memelihara cinta. Tak mudah menjaga cinta. Tak mudah menjadi tulus dan ikhlas dengan cinta. Tak mudah berinteraksi dengan cinta.
Oleh karena itu ada pertanyaan sederhana. Bagaimana memelihara cinta di antara dua sahabat? Di antara luasnya interaksi hidup di ruang manapun.
Begini ceritanya. Waspadai! Cinta. Ketika dia akan menguasai dirimu (negatif). Muncul jadi raksasa berwajah setan negatif, sombong, mencoba membujukmu intoleran kepada sesama, membisik di hatimu. Segera ke pangkuan orangtuamu, katakan sejujurnya. Agar Ayah dan Bunda memberi solusi terbaik untukmu.
Belajar terus. Berani berkata ‘benar’ dan ‘jujur’ patuh kepada Ayah dan Bunda. Tetap beribadah. Salam Bahagia untuk Keluarga Indonesia.