Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo bersafari menemui sebagian pihak yang membantunya mengamankan Demo 4 November lalu. Siang tadi, Jokowi menyambangi Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Jam 12.30 WIB, Jokowi berdiri di depan 2.185 prajurit TNI AD, AU, dan AL. Ia mengucapkan terima kasih secara langsung kepada mereka. Aksi Bela Islam, menurut Jokowi, berjalan damai dan tertib karena bantuan TNI.
Tak berhenti di situ, Panglima tertinggi TNI ini menyalami satu per satu, dari ujung kiri ke ujung kanan lapangan, prajurit baris depan sambil berterima kasih.
"Saya ucapkan terima kasih. Saya tahu di lapangan mereka bekerja keras dari pagi sampai pagi," tutur Jokowi.
Bulir-bulir keringat tampak jelas di wajah Jokowi usai menyalami prajurit. Ia yang saat itu didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf tak bisa makan bersama seluruh prajurit karena berpuasa.
Kehadiran Jokowi ini dapat dibilang bersifat dadakan sebab tak masuk agenda Biro Pers, Media, dan Infrormasi Kepresidenan hari ini. Selain itu, beberapa staf TNI AD mengatakan, informasi awal yang diterima, acara siang tadi hanya dipimpin Gatot.
Safari berlanjut ke Kantor Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Pukul 15.30 WIB, ia tiba dan didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal menyambut di pintu depan, sementara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menunggu di atas.
Pertemuan berlangsung sekitar 75 menit. Sebelum pulang, Jokowi kembali berterima kasih kepada NU karena turut mendamaikan suasana sebelum dan saat demo. Hal itu terlihat dari tertibnya aksi sedari pagi hingga petang.
Ucapan syukur itu disampaikannya bagi seluruh PBNU pusat hingga daerah. Ia juga meyakini PBNU membantu pemerintah menyatukan masyarakat Indonesia.
"NU telah menjadi penyangga utama kebhinekaan, hal-hal toleransi, dan persatuan," ucap Mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Safari tak berhenti hari ini. Ia bersama rombongan akan berkunjung ke Markas Besar Polri dan Muhammadiyah.
Ia yakin konsolidasi seperti ini dapat menguatkan toleransi dan keumatan di lapangan. Selain itu, pemerintah, aparat, dan organisasi kemasyarakatan (ormas) melalui hal konkret membangun Indonesia.
(obs)