Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah maraknya penolakan warga saat kampanye, calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tak akan meminta belas kasihan. Ahok, sapaan Basuki, mengatakan bakal tetap berkampanye seperti biasa.
Menurut Ahok, dalam bernegara tidak ada istilah untuk dikasihani. Saat ini yang harus dilakukan adalah membangun Pancasila dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung.
"Saya bukan orang yang selalu bilang saya prihatin, saya terzalimi, enggak. Saya bukan orang model begitu. Saya apa adanya saja," kata Ahok di kediamannya, Jakarta, Kamis (10/11).
Penolakan kepada Ahok belakangan marak terjadi saat ia blusukan di beberapa lokasi. Penolakan pertama terjadi di Rawa Belong, Jakarta Barat, dan berlanjut kemarin (10/11) di Kelurahan Kedoya Utara.
Penolakan pada pasangan nomor urut dua ini dikaitkan dengan dugaan penistaan agama. Penolakan dilakukan oleh sejumlah massa yang mengklaim sebagai warga di lokasi blusukan itu.
Sementara itu calon gubernur Anies Baswedan mengatakan penolakan warga di beberapa daerah terhadap pasangan Ahok-Djarot tidak memengaruhi aktivitasnya berkampanye.
"Sejauh ini, kami menjalankan kampanye biasa saja. Menentukan rute, lokasi, sama sekali tidak mempertimbangkan faktor-faktor itu (penolakan)," kata Anies di Jakarta Pusat.
Berdasarkan laporan evaluasi pengawasan kampanye Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta, hingga kemarin pasangan Anies-Sandi tercatat telah melakukan kegiatan kampanye di 82 titik lokasi.
Dari jumlah tersebut, baik Anies maupun Sandiaga hingga kini tidak pernah mendapat penolakan dari warga, termasuk pada kampanye hari ini di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Anies pun mengimbau agar warga tidak langsung menolak kedatangan pasangan Ahok-Djarot. Ia menganjurkan agar warga tetap menyambut dan menyampaikan aspirasinya.
"Saya menganjurkan kepada seluruh masyarakat, saat calon datang, sambut dan ungkapkan. Itu kesempatan dialog. Kami semua inginnya damai," kata Anies.
Pascaaksi 4 November, Ahok selalu mendapat penjagaan ketat ketika berkampanye di beberapa tempat. Penjagaan ini untuk melindungi Ahok yang sudah beberapa kali mendapatkan penolakan dari warga.
Penolakan warga juga berimbas kepada Djarot. Ia juga beberapa kali ditolak warga saat melakukan kampanye tatap muka. Timses Ahok-Djarot pun sudah melaporkan hal itu kepada pihak panitia pengawas pemilu.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu RI mengaku tak memprediksi adanya gelombang penolakan terhadap peserta Pilkada 2017 saat masa kampanye.
Ketua Bawaslu Muhammad mengatakan pada masa kampanye periode sebelumnya tidak ada penolakan terhadap peserta Pilkada saat melakukan kampanye. Menurutnya, aksi penolakan baru terjadi di Pilkada 2017.
(wis/sur)