Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan orang menolak kedatangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11). Sama seperti penolakan sebelumnya, massa tak ingin calon petahana Gubernur DKI Jakarta itu datang ke wilayah mereka karena kasus penistaan agama.
"Harusnya Ahok ada di Bareskrim gelar perkara, bukan kampanye di sini," kata salah warga yang menolak.
Penolakan ini sebagian besar dilakukan warga yang masih berusia muda dan remaja. Salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, massa sudah berkumpul sebelum Ahok datang.
Namun, Ahok justru memilih jalan lain untuk masuk ke lokasi kampanye. "Pak Ahok justru masuk lewat gang kecil jadi nggak ketahuan awalnya," kata warga tersebut.
Warga terus menunggu Ahok meski hujan turun. Mereka masih berkumpul walau Ahok diketahui sudah tak ada di lokasi kampanye.
Karena tak bisa menemui Ahok, beberapa warga bahkan sempat memeriksa sejumlah mobil pribadi yang melintas. Mereka menduga Ahok ada di salah satu mobil tersebut.
"Buka mobilnya. Buka jendela," kata mereka.
Meski mendapat teguran dari petugas kepolisian, namun massa terus meminta pengendara untuk membuka kaca mobil mereka.
Aksi penyisiran ini berhenti setelah seorang pria meminta warga untuk menghentikan aksi penolakan mereka. Massa kemudian mengakhiri aksi penolakan mereka karena Ahok tak juga mereka temukan.
Halau BalikBubarnya warga penolak Ahok juga tak lepas dari aksi sekelompok warga lain yang ikut menghalau mereka. Selain menghalau, kelompok yang mengklaim sebagai warga asli Ciracas itu juga mengumandangkan lagu kebangsaan Garuda Pancasila dan Indonesia Raya.
Suwino, warga yang telah mendiami Ciracas selama 43 tahun menyatakan, orang yang menolak Ahok sebagian besar bukan warga Ciracas.
Ahok sendiri blusukan ke Ciracas untuk memantau proyek Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Menurut Suwino, warga Ciracas sangat bersyukur atas proyek tersebut karena anak-anak punya tempat untuk bermain.
"Dulu
boro-boro ada tempat bermain," kata Suwino.
Dia mengatakan, sebelum kepemimpinan Ahok, lahan yang diperuntukan untuk RPTRA adalah lahan yang kumuh dan ditempati secara liar. "Sekarang kumuhnya hilang setelah dicanangkan pembangunan RPTRA sejak Juli 2016," ujar Suwino.
Dalam kampanye ini, pengamanan untuk Ahok cukup ketat. Sebanyak 150 personel dikerahkan dari lima polsek yang ada yakni Polsek Cipayung, Polsek Ciracas, Polsek Kramat jati, Polsek Pasar Rebo, dan Polsek Makasar.
Pemandangan berbeda terjadi di Kelurahan Bali Mester,Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa pagi. Saat kampanye di kawasan ini, Ahok malah disambut meriah.
Atraksi barongsai disuguhkan warga untuk Ahok. Salah seorang warga bahkan memberikan dukungan untuk Ahok. "Maju terus pantang mundur, Pak Ahok," kata salah seorang warga Waryuningsih.
(sur/asa)