Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta mencatat ada 186 spanduk yang memuat konten provokasi serta fitnah terhadap peserta Pilkada 2017 selama satu bulan pertama masa kampanye.
Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti berkata, lembaganya telah menurunkan seluruh spanduk yang memuat provokasi dan fitnah tersebut. Namun, ia mengaku sempat menemui kesulitan saat menertibkan spanduk-spanduk tersebut.
"Saat diturunkan, kami kadang mengumpulkan dulu masyarakat yang memasangnya dan mereka menurunkan sendiri atau kita dengan Satpol PP. Kadang masyarakat menolak menurunkan spanduk," tutur Mimah di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (1/12).
Penolakan masyarakat biasanya ditunjukkan kala panitia pengawas pemilu datang untuk menurunkan spanduk. Mimah berkata, biasanya ada 10-20 warga yang datang dan menolak penurunan spanduk.
Namun, kendala tersebut dapat diatasi setelah panwas membuka ruang dialog tiap mau menurunkan spanduk.
"Kami tidak mau ada konflik sosial, maka kami mendahulukan penurunan spanduk provokatif dengan dialog pada mereka. Sampai saat ini penanganan hanya teguran (kepada pemasang spanduk)," ujarnya.
Jakarta PusatSpanduk bernada provokatif dan fitnah paling banyak ditemui di kawasan Jakarta Pusat. Selama satu bulan masa kampanye, ada 58 spanduk yang diturunkan panwas di kawasan tersebut.
Selain itu, ada 46 spanduk provokatif dan fitnah yang telah diturunkan di Jakarta Selatan. Sementara berdasarkan catatan Bawaslu DKI, tidak ada spanduk provokatif dan fitnah yang ditemukan di Kepulauan Seribu.
(wis/asa)