Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkap alasannya tak dapat menahan haru ketika membacakan nota keberatan pada sidang kasus dugaan penodaan agama di PN Jakarta Utara, Selasa kemarin.
Ahok mengatakan, kenangan ayahnya melintas di pikirannya ketika menanggapi dakwaan jaksa penuntut umum.
Mantan Bupati Belitung Timur juga tak mampu menahan haru karena sidang perdana atas kasus yang menjeratnya itu digelar pada tanggal yang sama dengan hari wafat ayahnya.
Kepada warga di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (14/12), Ahok menyebut ayahnya yang bernama Indra Tjahaja Purnama alias Tjoeng Kiem Nam merupakan sosok yang memiliki hubungan hangat dengan komunitas Muslim.
"Saya teringat bagaimana ayah saya begitu baik, membantu rekan-rekan Islam bersama ayah angkat saya. Kok sekarang saya duduk sebagai terdakwa di persidangan dengan tuduhan menista agama Islam," ucap Ahok.
Gubernur petahana itu pun mengklaim masih tidak percaya dengan fakta bahwa kini ia didakwa menodai Islam. Ia berkata, Indra selalu mengajarinya menjaga persaudaraan dengan komunitas Muslim.
"Makanya, waktu kemarin (membaca eksepsi), saya teringat omongan bapak saya," tuturnya.
Pada sidang perdana kasusnya, Ahok membacakan nota keberatan sekitar 20 menit. Suaranya terdengar bergetar ketika seorang petugas pengadilan memberikannya tisu.
“Yang saya sampaikan adalah kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi. Saya harap bisa membuktikan tidak ada niat saya untuk melakukan penistaan terhadap agama Islam,” ujar Ahok saat membacakan nota keberatan.
Jaksa penutut umum mendakwa Ahok melanggar pasal 156 dan 156a KUHP. Sidang Ahok akan dilanjutkan Selasa pekan depan dengan agenda tanggapan jaksa atas eksepsi Ahok.
(abm/yul)