Survei PDB: Kelas Menengah Atas Tak Terpengaruh Kasus Ahok

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 18:09 WIB
Ahok-Djarot tetap didukung oleh kelas menengah atas. Namun, posisi pasangan itu rentan karena kecilnya jumlah kelas menengah atas di Jakarta.
Menurut hasil survei PDB, kelas menengah atas di Jakarta tetap percaya Ahok-Djarot mampu membenahi Jakarta. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei dari lembaga Pusat Data Bersatu menyimpulkan kalangan kelas menengah atas di Jakarta tak terpengaruh dengan kasus dugaan penistaan agama yang kini dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Meski terjerat kasus itu, mayoritas responden yang diklaim oleh PDB berasal dari kelas menengah atas tetap menempatkan pasangan Ahok-Djarot di posisi teratas sebagai pasangan dengan kemampuan paling baik.

Ahok-Djarot dianggap sosok yang mampu atau memiliki kapabilitas dalam membenahi Jakarta dibandingkan dua pasangan calon lain. 

Survei PDB menyebutkan 58,5 persen responden menganggap Ahok-Djarot bisa menyelesaikan persoalan di Jakarta. Jumlah itu lebih besar dibandingkan pasangan Anies-Sandi yang mendapat 24,9 persen suara dan pasangan Agus-Sylvi yang hanya mendapat 22,9 persen suara.

"Masyarakat menilai ada beberapa program kerja yang bagus, maka saya kira, Agus-Sylvi dan Anies-Sandi menghadapi persaingan yang berat. Walaupun ada isu, tapi tidak signifikan," kata Peneliti PDB Agus Herta saat merilis hasil surveinya, di Jakarta, Rabu (14/12).

Tingkat kapabilitas terhadap Ahok-Djarot itu didukung dengan hasil kepuasan terhadap kinerja pasangan petahana tersebut. Dari tujuh indikator kinerja Ahok-Djarot, lima diantaranya mendapat predikat puas dari responden.

Lima program itu yakni penanggulangan banjir, penyediaan transportasi yang baik dan layak, pemberantasan korupsi, penyediaan pendidikan murah dan berkualitas, serta pelayanan kesehatan.

Responden tidak puas pada Ahok-Djarot dalam mengurangi kemacetan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.

Survei PDB itu diselenggarakan pada 11-13 Desember atau setelah terjadinya tiga aksi massa menuntut proses hukum terhadap Ahok. Metodologi survei dilakukan dengan cara wawancara kepada 400 orang yang mewakili pengguna telepon di Jakarta.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sistematis berdasarkan buku telepon residensial PT Telkom dengan margin of error sekitar 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Kelas Menengah Atas

Agus Herta mengklaim masyarakat yang mengikuti survei ini umumnya berasal dari kalangan kelas menengah atas yang konservatif. PDB menyimpulkan hal itu karena survei dilakukan melalui wawancara dengan pengguna telepon rumah.

Menurut Agus, masyarakat menengah atas yang konservatif biasanya memiliki pendirian, rasional, pragmatis dan tidak mudah terpengaruh oleh media. Agus menengarai sifat-sifat itulah yang membuat mereka memberikan penilaian positif terhadap kinerja Ahok meski sedang dilanda kasus penodaan agama.

"Walaupun ada isu, tapi tidak berpengaruh terhadap penilaian kepada Ahok-Djarot, karena mereka konservatif," tutur Agus.

Kendati demikian, posisi Ahok masih belum aman lantaran kelas menengah atas yang konservatif berjumlah kecil. Agus menyebut jumlah kaum konservatif di Jakarta saat ini berkisar 30 persen, sementara menengah ke bawah masih mendominasi sekitar 60-70 persen.
(wis/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER