Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta telah melaporkan sumbangan dana kampanye ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI. Dari hasil laporan, sumbangan dana kampanye terkecil berasal dari pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni.
Dari data tim AHY-Sylvi, tercatat sumbangan dana kampanye sebesar Rp9,147 miliar. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan sumbangan dana kampanye pada pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat sebesar Rp48 miliar dan sumbangan pada pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno senilai Rp35,6 miliar.
Ketua Bidang
Liaison Officer dan Protokol AHY-Sylvi, Anis Fauzan mengklaim pasangan calon nomor urut satu itu tak banyak melakukan kegiatan yang menghabiskan banyak biaya.
"Kegiatan kami kan lebih banyak gerilya lapangan, itu tidak memakan banyak biaya," ujar Anis di Gedung KPU DKI, Selasa (20/12).
Meski demikian, Anis enggan menjelaskan lebih jauh terkait pengeluaran sumbangan dana kampanye tersebut. Rincian pengeluaran itu, kata dia, baru akan disampaikan satu hari setelah masa kampanye berakhir pada 12 Februari 2017.
"Saya belum bisa publish pengeluarannya untuk apa saja. Nanti pelaporan pengeluaran ada di akhir setelah masa kampanye," katanya.
Anis menjelaskan, sumbangan dana kampanye itu berasal dari sejumlah pihak.
Sumbangan terbanyak berasal dari perorangan sebesar Rp4,442 miliar, dari pihak swasta sebesar Rp1,5 miliar, dari kelompok sebesar Rp175 juta, dari paslon AHY-Sylvi sebesar Rp30 juta, dan dari empat partai pengusung yakni Demokrat, PAN, PKB, dan PPP, masing-masing Rp750 juta. Sumbangan dana kampanye ini meningkat dari laporan awal tahap pertama pada 28 Oktober lalu yakni sebesar Rp5 juta.
Sementara itu Ahok-Djarot menjadi paslon yang mendapat sumbangan dana kampanye terbesar yakni Rp48 miliar. Namun dari sumbangan dana tersebut, Ahok-Djarot baru menggunakan dana sebesar Rp6 miliar.
Staf Bendahara Tim Ahok-Djarot, Michael Sianipar, menyatakan bahwa paslon petahana itu cukup ketat dalam menggunakan anggaran.
"Nanti kegiatannya akan banyak di bulan Januari. Mungkin dananya terpakai untuk itu," kata Michael.
Sumbangan dana kampanye ini Rp18,5 miliar berasal dari perorangan, Rp4,75 miliar dari badan hukum, serta Rp208 juta dari gabungan partai pengusung PDIP, Golkar, Hanura, dan Nasional Demokrat. Sumbangan ini, kata dia, akan terus dibuka hingga Ahok-Djarot merasa telah cukup.
Sementara sumbangan dana kampanye pasangan nomor urut tiga Anies-Sandi berjumlah Rp35,6 miliar. Hampir Rp34 miliar sumbangan itu berasal dari Sandi, sedangkan sisanya dari Partai Gerindra Rp750 juta, PKS Rp350 juta, dan dari Anies Rp400 juta.
KPU DKI sebelumnya telah mewajibkan masing-masing calon menyetor laporan dana awal pada hari pertama kampanye 28 Oktober lalu. Saat itu, ketiga pasangan calon menyetor dengan jumlah yang berbeda-beda.
Pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni melaporkan dana awal mereka sebesar Rp5 juta. Pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat melaporkan Rp1 juta dan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno melaporkan Rp58 juta.