Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat melaporkan pengeluaran dana kampanye sebesar Rp6 miliar ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta.
Bendahara Tim Pemenangan pasangan Ahok-Djarot, Charles Honoris menyatakan angka itu didapat setelah melakukan revisi ulang atas pengeluaran sebelumnya yang hanya mencapai Rp1,1 miliar.
"Pokoknya setelah direvisi ulang, semua yang dikeluarkan dan sudah dibayarkan totalnya Rp6 miliar," kata Charles kepada CNNIndonesia.com, Selasa, (20/12).
Charles menyebut pengeluaran terbesar digunakan untuk biaya pembuatan atribut atau alat peraga, dan operasional kegiatan seperti pengajian dan acara hari ibu. Dana itu juga digunakan untuk kegiatan sosialisasi pemilih, baju kotak-kotak, dan biaya tim
door to door.
Sebelum direvisi, Charles mengatakan dana kampanye yang dikeluarkan Ahok-Djarot baru mencapai Rp1,1 miliar. Pengeluaran itu terdiri dari biaya operasional dan urusan administrasi.
Biaya operasional, termasuk di dalam ga biaya peralatan, konsumsi, logistik dan perlengkapan rumah tangga memakan dana Rp859 juta. Sementara untuk administrasi seperti honor tenaga kerja dan alat tulis membutuhkan Rp286 juta.
Sementara itu, pemasukan untuk dana kampanye Ahok-Djarot yang dilaporkan ke KPU DKI mencapai Rp48 miliar. Charles mengklaim dana itu berasal dari sumbangan sekitar 10 ribu masyarakat.
Charles menjelaskan dana itu masuk melalui
website Ahok-Djarot, transfer bank, dan sumbangan di Rumah Lembang yang rata-rata mencapai Rp100 juta per hari.
Sumbangan terbesar, kata Charles, datang dari kegiatan
gala dinner yang rutin digelar tiap malam bersama Ahok. Menurut Charles, setiap gala dinner mampu meraup Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Rincian dana Rp48 miliar itu terdiri dari sumbangan partai politik pengusung sebesar Rp200 juta, perseorangan Rp18 miliar, dan badan hukum/swasta Rp4 miliar.
Sementara terdapat Rp24 miliar dana belum diketahui penyumbangnya karena belum melampirkan data diri. Menurut Charles, dana itu belum bisa digunakan hingga data penyumbang berupa KTP atau NPWP lengkap.
Charles menyebut terdapat lima perusahaan yang menyumbang Rp500 juta dan sekitar 20 orang yang memberi sumbangan maksimal yakni Rp75 juta. Charles enggan menyebut nama pemberi sumbangan itu.
Sedangkan 15 persen dari penyumbang memberikan donasi dengan jumlah di bawah Rp50 ribu. Sumbangan berjumlah Rp50-100 ribu mencapai 29 persen. Dan yang menyumbang di atas Rp10 juta sebanyak 5 persen dari total penyumbang.