Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama menghapus julukan 'gubernur tukang gusur' saat blusukan di permukiman warga yang tinggal di bantaran Kali Krukut. Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua itu justru menyatakan, tidak akan menggusur permukiman di bantaran Kali Krukut yang sebenarnya masuk dalam daftar proyek normalisasi.
Peristiwa itu bermula ketika Ahok blusukan ke permukiman warga di Cilandak, Jakarta Selatan. Kedatangan Ahok disambut dengan keluhan warga sekitar atas persoalan banjir akibat luapan Kali Krukut.
Ahok kemudian meninjau keadaan Kali Krukut. Terlihat rumah-rumah warga berada di sepanjang bantaran sungai itu.
Saat menjadi gubernur aktif, Ahok sempat menyatakan bakal membongkar rumah warga yang tak bersertifikat di bantaran Kali Krukut karena menyebabkan banjir di wilayah Kemang pada September lalu.
Namun siang tadi, di kawasan yang sama, Ahok justru menyatakan tak akan membongkar rumah warga di bantaran Kali Krukut itu. Ahok akan mencari solusi lain yang lebih baik untuk warga.
"Kami enggak bongkar, karena kami juga sadar betul orang itu sudah terbiasa tinggal di sebuah wilayah, kalau mau dipindahin enggak betul," kata Ahok, Rabu (21/12).
Alih-Alih membongkar rumah warga, Ahok justru menyatakan bakal menjebol tembok pemisah permukiman warga dengan sebuah apartemen yang berada di Jalan TB Simatupang.
Di balik tembok itu terdapat danau yang seharusnya menampung sebagian air dari Krukut. Menurut Ahok, tembok tersebut merupakan penyebab banjir karena laju air dari Krukut ke danau menjadi terhambat.
"Jadi air yang harusnya masuk ke danau, ternyata enggak bisa masuk ada tembok. Jadi rumah di sini semuanya tenggelam dan lucunya danau itu pakai papan punya PAM Jaya," tutur Ahok.
Ahok juga heran karena danau milik pemerintah itu seolah-olah diklaim oleh pemilik apartemen dan membuat masyarakat tak bisa menikmati danau itu. Ia berkata akan memeriksa kembali izin apartemen tersebut.
Sikap Ahok yang toleran itu jelas berbeda dengan sikapnya saat menjabat gubernur aktif. Ahok selama menjabat gubernur aktif memang sangat sering melakukan penggusuran.
Penelitian Lembaga Bantuan Hukum Jakarta yang dipublikasi Agustus lalu bahkan mencatat selama Januari-Agustus 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Ahok telah melakukan 30 penggusuran yang menyebabkan 3433 kepala keluarga menjadi korban.
(wis/obs)