Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal mengubah strategi kampanyenya. Ahok, sapaan Basuki, tak lagi menyelenggarakan kegiatan
gala dinner, dan akan lebih banyak mengunjungi warga atau blusukan ke permukiman padat penduduk.
"Tahun baru nanti, kegiatan
gala dinner kami hentikan dulu, kami setop, karena pasangan kami ingin fokus untuk blusukan menyapa warga Jakarta ke kampung-kampung," kata Bendahara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris, di Posko Pemenangan, Jalan Borobudur, Jakarta, Rabu (21/12).
Menurut Charles, blusukan bertujuan untuk menyerap aspirasi rakyat kecil.
Ahok memang terhitung jarang melakukan aksi blusukan ketimbang pasangan lainnya. Rata-rata dalam seminggu Ahok hanya sekali mendatangi permukiman warga.
Ahok mengurangi agenda blusukan karena sempat mendapat penolakan dari warga. Menyiasati penolakan itu, Ahok kemudian memusatkan kegiatan kampanyenya di Rumah Lembang.
Ia biasa berada di sana pada pagi hari dan menggelar kegiatan
gala dinner pada malam hari.
Charles menjelaskan sejak hari pertama kampanye, sudah digelar 32 kali
gala dinner yang menghasilkan Rp26,1 miliar.
Gala
dinner itu diikuti 50 hingga 500 peserta. Rata-rata, setiap
gala dinner mampu meraup paling sedikit Rp500 juta hingga Rp3 miliar untuk sumbangan dana kampanye.
Dangan dihapusnya
gala dinner, Ahok-Djarot dipastikan akan kehilangan salah satu pendapatan terbesar untuk dana kampanye. Meski demikian, tim bendahara Ahok-Djarot memastikan bakal tetap mendapatkan pemasukan dari dana patungan masyarakat yang akan terus dibuka hingga akhir masa kampanye.
"Kami laporkan ke Pak Ahok, Bapak enggak perlu
gala dinner, bulan Januari kami proyeksikan bisa dapat Rp15 M, tanpa
gala dinner," kata tim bendahara Ahok-Djarot, Michael Victor.
Michael menjelaskan, setiap harinya pemasukan dari
website,
online,
booth kampanye, Rumah Lembang, bisa mencapai Rp300 juta-Rp400 juta setiap harinya.
(wis/wis)