Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur nomor urut Anies Baswedan mengandaikan Pilkada DKI Jakarta yang diikuti tiga pasangan calon dengan jumlah rakaat salat sunah witir. Salat witir adalah salat sunah yang jumlah rakaatnya harus ganjil, tidak boleh genap.
Aturan rakaat ganjil itu dimanfaatkan oleh Anies untuk meraih simpati warga ketika berkampanye di Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (23/12).
"Kalau salat witir berapa rakaat bapak-bapak, ibu-ibu? Satu boleh enggak? Boleh ya," kata Anies yang diikuti jawaban ibu-ibu.
Kemudian Anies melanjutkan pertanyaan itu dengan menanyakan salat witir dengan dua rakaat. Dengan serempak warga yang didominasi ibu-ibu menjawab, "Tidak boleeeh."
Sementara, ketika ditanya salat witir dengan tiga rakaat, warga dengan kompak dan semangat menjawab boleh.
"Satu (rakaat) sama tiga (rakaat)
afdhol mana?" tanya Anies yang langsung dijawab secara serempak oleh warga yang hadir: "Tigaaa."
Usai berkampanye, Anies menjelaskan analogi rakaat salat witir ia dapatkan dari ide ibu-ibu majelis taklim di kawasan Jakarta Timur.
Anies menganggap ide itu menarik untuk disampaikan saat berkampanye di hadapan warga. Penyampaian itu, menurutnya akan memudahkan warga mengingat dirinya dan Sandiaga Uno yang mendapat nomor urut tiga.
"Jadi bagi mereka,
nempel idenya. Saya sampaikan lalu ke ibu-ibu, kemudian saya katakan lagi. Ternyata benar
nempel," kata Anies.
Namun, Anies mengklaim cara itu bukan untuk ditujukan untuk menyindir calon lain bernomor urut satu dan dua.
Seperti diketahui, Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti tiga pasangan calon. Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni merupakan pasangan nomor urut satu. Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat merupakan pasangan petahana dengan nomor urut dua dan terakhir Anies-Sandi mendapat nomor urut tiga.
(wis/wis)