Jakarta, CNN Indonesia --
Perang kata di dunia maya kerap kali terbawa hingga ke dunia nyata, hingga tak jarang melibatkan emosi pihak yang berseteru. Keterbatasan ruang di media sosial Twitter untuk menjelaskan sebuah topik secara menyeluruh kerap kali memunculkan polemik baru, alih-alih memperjelas persoalan yang dicuitkan.
Ruang dan akses informasi yang luas dan liar di era media sosial, membuat pesta-pesta politik yang berlangsung di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, menjadi lebih panas.
Cuitan Budiman Sudjatmiko—politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada Jakarta—berbuntut panjang.
 (Screenshot via Twitter) |
Pada 10 Desember 2016, melalui akun @budimandjatmiko, dia mencuit, “Sebagai Komisi II yang mengawasi KPU, saya akan awasi betul supaya tidak ada pembocoran pertanyaan debat ke salah satu calon yang suka nervous kalau ditanya.”
Beberapa jam kemudian, Rachland Nashidik—relawan pendukung Agus Harimurti Yudhoyono—menimpali kicauan Budiman. Lewat akun @ranabaja, Rachland bertanya, “Jelaskan maksudmu, Bud. Kau tuduh KPU kongkalikong? Kalau iya, dengan siapa? Jangan salah jawab. Please.”
Keduanya lantas berbalas cuit yang berujung perang (
twitwar).
 (Screenshot via Twitter) |
Belum tuntas soal “kongkalikong KPU” yang dipertanyakan Rachland, Budiman kembali melontarkan cuitan. “Pertanyaanku untuk @ranabaja juga lahir dari fakta bahwa saat SBY menjadi Presiden, kelompok radikal tumbuh subur. Apa hubungan Cikeas dengan mereka?” cuit @budimandjatmiko.
Atas twit itu, Rachland mengajak debat terbuka yang diladeni Budiman dengan menawarkan satu hari di bulan Januari untuk merealisasikan debat tersebut.
Isu radikalisme itulah yang lantas benar-benar direalisasikan dalam debat terbuka “twitwar” keduanya. Bertajuk “Tudingan Kedekatan Pasangan Calon dengan Radikalisme”, Rachland dan Budiman akan bertemu sore hari ini, Sabtu (7/1) di Equus Cafe, Jalan Wijaya, Jakarta.
Tak hanya itu, Indra Jaya Piliang juga disertakan dalam twitwar dengan harga tiket masuk Rp100 ribu tersebut. Indra adalah salah satu politikus Partai Golkar yang membelot dari keputusan partai dan menolak mendukung Ahok— memilih menjadi relawan bagi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Siapa mereka?
Rachland merupakan mantan aktivis mahasiswa yang pernah berkecimpung di lembaga swadaya masyarakat bernama PIJAR, Pusat Informasi dan Jaringan Aksi untuk Reformasi. Tak hanya itu, Rachland juga menjadi salah satu dari 18 pekerja hak-hak asasi manusia yang mendirikan Imprasial—LSM yang mengawasi dan menyelidiki pelanggaran HAM di Indonesia.
Salah satu kasus menonjol dalam kiprah Rachland sebagai pegiat HAM adalah saat terlibat menjadi Anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis Munir Said Thalib, yang tewas diracun pada 7 September 2004.
Pada medio 2010, Rachland memutuskan mengundurkan diri dari Imparsial dan mulai berkiprah sebagai politikus. Mantan Direktur Eksekutif Imparsial ini bergabung di Partai Demokrat dan menjabat Sekretaris Divis Penajaman Perlindungan HAM.
Menghadapi Pilkada DKI Jakarta, Demokrat yang mengusung Agus Yudhoyono-Sylviana Murni menunjuk Rachland sebagai Juru Bicara pasangan ini.
 Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko memiliki pengikut sebanyak 547 ribu di Twitter. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri) |
Penantang Rachland dalam twitwar hari ini juga adalah mantan aktivis gerakan mahasiswa. Pada tahun 1996, Budiman mendeklarasikan berdirinya Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan dituduh mendalangi gerakan menentang rezim Orde Baru.
Penyerbuan Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) yang dikenal dengan Peristiwa 27 Juli 1996 telah membuat Budiman divonis 13 tahun penjara. Dia dituding sebagai dalang peristiwa yang membuat Jakarta membara saat itu.
Meski divonis 13 tahun penjara, Budiman mendapat amnesti dari mendiang Presiden Abudurrahman Wahid pada Desember 1999 sehingga hanya menjalani hukuman 3,5 tahun bui.
Keluar dari hotel prodeo, Budiman melanjutkan studi di Inggris dan melanjutkan kiprahnya di dunia politik dengan bergabung di PDI Perjuangan pada akhir 2004. Saat ini, Budiman menjabat Anggota Komisi II DPR yang terpilih dari Daerah Pemilihan VIII (Banyumas dan Cilacap).
Rachland dan Budiman akan meramaikan twitwar bersama Indra Jaya Piliang yang juga aktivis era 1990-an. Indra menempuh studi sarjana strata satu di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Sejarah.
Selama kurang lebih tujuh tahun, Indra juga bekerja di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Karena itulah, setelah menyelesaikan studi, Indra lebih dikenal publik sebagai pengamat dan peneliti di bidang politik, pemerintahan daerah, dan otonomi daerah.
Indra mundur dari CSIS dan memilih berkiprah sebagai politikus di Partai Golkar, pada pertengahan tahun 2008. Namun dia gagal mendapatkan kursi saat maju sebagai calon legislatif partai peringin pada Pemilihan Legislatif 2009.
Dalam susunan pengurus Golkar periode 2016-2019, Indra menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar yang diketuai oleh Agung Laksono. Namun saat Golkar memutuskan mendukung Ahok, Indra membelot.
Dia bersama ratusan kader Golkar lainnya tidak mengindahkan keputusan partai dan memilih mendukung pasangan Anies-Sandi.
Dengan latar belakang yang sama sebagai aktivis dan pernah berada di jalur yang sama dalam memperjuangkan reformasi, menarik menyimak ‘perang’ ketiga relawan ini dalam posisi sebagai pendukung tiga calon gubernur Jakarta.
Satu sama lain sudah meminta agar tudingan-tudingan yang disampaikan melalui Twitter, dilengkapi dengan bukti.
(abm/asa)