ANALISIS

Mengerek Elektabilitas Calon Pemimpin DKI Melalui Debat

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2017 12:12 WIB
Debat perdana ketiga calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Jumat malam nanti akan menjadi ajang penting untuk mendongkrak elektabilitas.
Tiga pasangan calon gubernur dan wagub Jakarta akan debat terbuka di KPUD, Jumat (13/1). (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Debat perdana dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta menjadi perhatian serius bagi ketiga calon gubernur dan wakil gubernur, terutama pasangan kandidat yang bukan petahana.

Persiapan maksimal dilakukan untuk menghadapi debat terbuka yang diselenggarakan oleh KPUD pada Jumat malam (13/1) dan wajib diikuti oleh seluruh kontestan.

Calon gubernur nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono bersama wakilnya Sylviana Murni bahkan harus berguru dari mentor berpengalaman secara khusus. Maklum, debat terbuka itu merupakan debat pertama yang akan dihadiri oleh pasangan ini karena pada debat-debat 'tak resmi' sebelumnya mereka tak pernah hadir.
Pada debat nanti Agus memang diprediksi bakal menjadi fokus perhatian. Publik penasaran dengan kemampuan berdebat Agus karena belum pernah dilakukan. Meski Agus menganggap debat bukan segalanya, namun Agus mengakui acara tersebut bisa menjadi ajang untuk mendongkrak elektabilitasnya.

Adapun bagi calon gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meski sudah sangat berpengalaman sebagai petahana namun karena saat ini berstatus terdakwa maka Ahok menganggap acara debat nanti sebagai hal yang sangat penting.

Ahok akan memanfaatkan ajang debat untuk mengklarifikasi fitnah yang diarahkan pada dirinya dalam perkara dugaan penistaan agama. Jika Ahok bisa memanfaatkan secara maksimal maka setidaknya bisa mengubah pandangan publik menjadi positif, dan hal itu dapat mengerek kembali elektabilitas Ahok yang sempat merosot.
Pelaksanaan debat memang dinilai mampu mempengaruhi preferensi pilihan warga ibu kota. Lembaga masyarakat Populi Center memprediksi ada hampir 30 persen pemilih di Pilkada DKI yang dapat dipengaruhi preferensinya melalui debat.

Direktur Populi Center Usep S Ahyar berpendapat pemilih yang masih bisa beralih atau swing voters dalam Pilkada DKI berjumlah 29 persen. Jumlah itu diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan Populi Center pada 7-14 Desember 2016 dengan responden sebanyak 600 orang.

Pemilih yang belum menentukan pilihan itu dapat dipengaruhi melalui debat publik. Menurut Usep, pengaruh dapat diberikan jika peserta pilkada mampu menawarkan program yang rasional saat debat nanti.
"Debat berpotensi mempengaruhi orang yang pilihan politiknya masih belum mantap atau swing voters. Rata-rata swing voters adalah pemilih terdidik. Debat dapat mendorong mereka untuk berpartisipasi memilih," kata Usep di Kantor KPU DKI, Kamis (12/1).

Usep mengungkap, ada 66,5 persen pemilih Pilkada DKI yang sudah loyal terhadap pilihannya saat ini. Dari jumlah tersebut, mayoritas warga loyal merupakan pemilih cagub dan cawagub petahana ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Selain menarik suara pemilih mengambang, debat juga disebut mampu menjadi ajang peserta pilkada untuk menangkal berita-berita hoax. Selain itu, debat dianggap mampu mengurangi sentimen negatif antarcagub dan cawagub.

"Debat baik dalam menangkal berita-berita hoax. Kemudian mengurangi sentimen negatif antarpeserta pilkada, karena bisa saja suasana cair ketika ketiga cagub dan cawagub bertemu dalam satu forum," tutur Usep.

Debat ini, dalam pandangan Usep, ada yang memperhatikan soal substansi dan teknis. Misal, cara berpakaian, gesture, cara bicaranya lugas atau tidak, karena pemilih tidak semuanya rasional.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat mengatakan program debat di KPUD dapat menjadi arena para calon untuk memunculkan trademarjk masing-masing secara lebih luas karena ditayangkan media televisi.

Bagi Cecep acara debat ini sangat penting karena selama ini belum bisa dilakukan secara bersamaan di antara ketiga pasangan calon. Dampak debat bagi para kandidat juga positif karena bisa untuk mendulang dukungan suara.

“Pemilih di Jakarta sebagain besar adalah pemilih rasional. Kemampuan menyampaikan gagasan dan program-program bisa ditunjukan oleh para calon di ajang ini untuk menambah dukungan suara,” tutur Cecep kepada CNNIndonesia.com.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER