Jakarta, CNN Indonesia -- Debat terbuka yang diprakarsai Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta kembali digelar Jumat pekan ini, (27/1). Ini adalah debat kedua dari total tiga debat yang harus dilalui oleh tiga pasangan kompetitor di Pilkada 2017 di DKI Jakarta.
Pada debat pertama Jumat lalu (13/1), pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno didapuk sebagai pasangan yang tampil paling memuaskan berdasarkan polling pembaca CNNindonesia.com.
Keduanya mengalahkan performa pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Mengacu pada hasil polling di media sosial Twitter tersebut, pasangan Agus-Sylvi dituntut bekerja lebih ekstra lantaran menduduki posisi paling buncit dengan hanya mendapatkan 6 persen.
Kini, empat hari jelang debat kedua, Agus-Sylvi mengosongkan agenda gerilya lapangannya dan memilih menggelar agenda internal atau agenda yang tidak bisa diliput oleh awak media.
'Strategi internal' kali ini serupa dengan langkah yang diambil Agus jelang debat pertama dua pekan lalu. Bedanya adalah saat itu agenda internal keduanya muncul sehari jelang debat, baik Agus dan Sylvi memilih konsolidasi internal dibandingkan bertemu dengan warga.
Hari ini, Senin (23/1), tak ada penjelasan apapun dari tim pemenangan soal agenda internal yang dilakukan Agus maupun Sylviana. Tak menutup kemungkinan Agus-Sylvi kini berusaha meningkatkan performa demi menyuguhkan 'kejutan' di debat kedua.
Satu hal yang pasti, di saat pasangan nomor urut satu tersebut menggelar agenda internal, istri Agus, Annisa Larasati Pohan, turun ke lapangan untuk menggantikan mereka bergerilya.
 (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Evaluasi Debat PertamaDebat pertama di Hotel Bidakara dua pekan lalu menjadi penampilan perdana Agus-Sylvi di arena debat. Keduanya tak pernah menghadiri gelaran debat "tak resmi" yang diselenggarakan oleh media massa.
Performa Agus dan Sylvi pun boleh dibilang 'tak jelek-jelek amat', karena Agus tampak bisa me-manage waktu berbicaranya dan hampir tak pernah melebihi batas waktu yang diberikan. Di sisi lain, Agus tampak dominan menguasai panggung saat itu sampai-sampai kesempatan Sylviana untuk berbicara terbilang minim.
Satu momen Sylviana berbicara justru berujung blunder lantaran apa yang keluar dari mulutnya tidak sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan lawannya, pasangan Anies-Sandi.
Terlepas dari itu, Agus memuji setinggi langit penampilannya di debat malam itu. Dia merasa telah tampil baik dalam debat perdananya tersebut.
"Saya tampil penuh percaya diri dan tentunya menguasai hal yang ditanyakan oleh panelis ataupun program lain," kata Agus pasca debat.
Hal tersebut diamini oleh sang ibunda, Ani Yudhoyono yang secara langsung menyaksikan penampilan sang anak. Menurut Ani, meski anaknya tetap menunjukkan kekurangan tapi secara keseluruhan Agus telah memberikan penampilan yang baik.
"Ada (kekurangan) tapi tentu rahasia, tapi hari ini saya puas dan ke depan bisa disempurnakan lagi," ujar istri Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Namun klaim Agus dan Ani tersebut mendapat bantahan dari pengamat politik Universitas Padjadjaran Muradi. Meski performa Agus bisa dikatakan cukup baik, kata dia, tapi penguasaan materi dan kemampuannya menjawab pertanyaan dinilai masih kurang memuaskan.
Muradi menuturkan argumen yang disampaikan Agus tidak cukup menjawab berbagai pertanyaan atas program yang dia ajukan, seperti program kucuran dana Rp1 miliar bagi setiap RT/RW per tahun, begitu pun bantuan untuk kewirausahaan.
Muradi berpendapat, argumentasi Agus terkesan bombastis tapi tak lebih dari retoris. Menurut Muradi, hal lain yang perlu dicermati yaitu Agus belum memiliki karakter dan penguatan kepemimpinan sehingga yang muncul hampir mirip dengan bapaknya, Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan kondisi seperti itu, kata dia, publik tidak cukup bisa memahami hakikat program dan kepemimpinan yang ditawarkan Agus untuk warga Jakarta.
 (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Persiapan Debat KeduaSama seperti debat perdana, Agus mengaku tak memiliki persiapan khusus untuk menghadapi debat kedua. Dia hanya memfokuskan diri menarik suara dari undecided voters yang menurutnya bisa dipengaruhi oleh performa debat.
Ia mengatakan bakal memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk meyakinkan warga Jakarta terhadap gagasan dan komitmennya dalam memenuhi janji dan program yang ia tawarkan selama kampanye.
"Paling tidak ada kesempatan bagi undecided voters untuk lebih memahami saya dan Mpok Sylvi memiliki gagasan dan komitmen seperti apa," kata dia.
Untuk bisa merealisasikan itu semua, Agus menegaskan bahwa kemampuan Sylviana Murni akan benar-benar dimaksimalkan. Bagi dia, kemampuan Sylviana yang pernah berkecimpung selama 31 tahun di dunia birokrasi akan sangat membantu di debat kedua nanti.
Bersama Sylvi, Agus kini berusaha melihat secara utuh apa saja tantangan yang akan keduanya hadapi jika nanti terpilih sebagai kepala daerah. Jika tantangan itu sudah terbayang, kata Agus, maka itu akan dikonversi menjadi sebuah narasi gagasan dan komitmen yang akan disampaikan di arena debat.
"Ingat, saya punya Mpok Sylvi. Mpok Sylvi 31 tahun di birokrasi pemda DKI Jakarta dan beliau tak hanya tahu persis apa yang terjadi 5 tahun terakhir tapi juga masa-masa sebelumnya," ujarnya.
(gil)